Terpapar Terorisme, Eks Bripda Nesti Terancam 12 Tahun Penjara
Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri telah menahan Nesti Ode Samili (NOS) terkait kasus terorisme. Polisi wanita (polwan) berpangkat Bripda yang telah dipecat itu ditangkap di Solo, Jawa Tengah setelah diketahui menjadi simpatisan kelompok teroris ISIS.
Wanita 23 tahun ini sudah dua kali ditangkap Densus 88 karena diduga terpapar paham radikalisme. Ia telah dipecat dari institusi Polri.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan, penahanan Nesti dilakukan sejak 9 Oktober 2019. Hingga saat ini, ia masih diperiksa intensif oleh penyidik Densus 88 Antiteror Polri. Nesti diketahui aktif berkomunikasi dengan Amir JAD Bekasi.
"Tersangka NOS ini ditahan oleh Densus 88 sejak 9 Oktober 2019 dengan persangkaan Pasal 15 junto 12a dan atau pasal 13 UU 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dengan ancaman 3 tahun dan maksimal 12 tahun. Ini sudah dilakukan untuk proses sidiknya, untuk pidana umumnya," terang Argo.
Selain itu, Nesti telah dijatuhi sanksi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). Dengan begitu, perempuan tersebut sudah bukan lagi anggota Polri.
"Kemudian untuk kode etiknya NOS sudah dilakukan sidang kode etik pada 21 Oktober 2019, yang bersangkutan kita kenai pasal 14 Ayat 1 PP 1 tahun 2003 tentang pemberhentian anggota Polri. Sehingga dipastikan bahwa NOS saat ini sudah bukan lagi sebagai anggota Polri, dan keputusan itu sudah ditandatangani oleh Kapolda Maluku Utara," tutur Argo.
Sebelumnya diberitakan, Nesti Ode Samili diamankan tim Densus 88 Antiteror Polri di Solo, Jawa Tengah karena terindikasi terpapar paham kelompok teroris ISIS.
Ia juga diduga menyebarkan paham radikal ke rekan kerjanya sesama polisi dan polwan. Sejauh apa paham tersebut mempengaruhi tingkah lakunya, pemeriksaan terus dilakukan tim Densus 88.
"Kita masih dalami apa dia sudah terafiliasi kepada jaringan terorisme yang di dalam negeri. Apa dia juga sudah menularkan paham-paham itu ke teman-teman di kepolisian yang lain," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra.