Ini 5 Fakta Festival Rujak Uleg 2018 yang Dibatalkan
Salah satu rangkaian acara untuk meramaikan hari jadi Surabaya yakni Festival Rujak Uleg 2018 batal digelar. Pembatalan ini disebabkan oleh peristiwa pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 13 Mei 2018.
Meski demikian, ada beberapa fakta yang perlu diketahui dibalik pembatalan festival yang akan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) cobek terbesar se-Indonesia ini. Berikut fakta-fakta yang berhasil dirangkum:
1. Festival Rujak Uleg 2018 harusnya digelar pada hari ini
Festifal Rujak Uleg 2018 direncakanan digelar pada hari ini, Minggu, 13 Mei 2018 di Jalan Kembang Jepun. Festival ini merupakan even tahunan yang diikuti oleh masyarakat Surabaya.
2. Diikuti 1.500 peserta Tahun ini
Festival Rujak Uleg 2018 ini, rencananya akan diikuti oleh 1.500 peserta. Nantinya para peserta pun akan dibagi menjadi 275 kelompok. Para peserta terdiri dari warga Kota Surabaya, hingga para turis yang berkunjung ke Surabaya.
Pada Festival Rujak Uleg 2017, para turis asing pun ikut mengulek rujak dalam festival tersebut.
3. Gunakan cobek raksasa
Tidak hanya diikuti banyak peserta, uniknya kegiatan mengulek ini dilakukan menggunakan salah satu alat berukuran besar atau disebut dengan cobek raksasa.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan, Festival Rujak Uleg kali ini berbeda dari tahun lalu. ”Jika pada 2017 menggunakan cobek berdiameter 1,5 meter, tahun ini cobek diperbesar menjadi berdiameter 2,5 meter,” katanya.
4. Dibatalkan
Dikutip dari Antaranews.com, bahwa keputusan dari batal digelarnya Festival Rujak Uleg 2018 pada Minggu merupakan instruksi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
"Ini instruksi dari wali kota agar acara itu dibatalkan," kata Kabag Humas Pemerintah Kota Surabaya, M. Fikser.
5. Ada peristiwa pengeboman Gereja
Adapun pembatalan even tersebut, menurut Fikser karena prihatin atas kejadian pengeboman yang terjadi di Surabaya. Ada tiga gereja yang menjadi sasaran bom pada Minggu pagi, diantaranya Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan Arjuna. (amm)