Terompet Diserahkan kepada Israfil, Tunggu Perintah Allah Ta'ala
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:
“Allah Swt. menciptakan terompet yang mempunyai mulut seperti pipa selebar dunia. Ia mempunyai banyak cabang, cabang pertama berada di timur, kedua berada di barat, ketiga berada di bawah bumi yang ketujuh, dan keempat di atas langit yang ketujuh. Di dalam terompet, terdapat pintu bagi sejumlah ruh, satu pintu untuk ruh para nabi, satu pintu untuk ruh malaikat, satu pintu untuk ruh jin, satu pintu untuk ruh manusia, begitu seterusnya untuk ruh setan, hewan buas, hewan galak, hewan melata, bahkan sampai semut dan bangsat, hingga mencapai tujuh puluh bagian dengan sempurna.”
Allah Swt. menyerahkan terompet itu kepada Israfil, dan ia meletakkannya di mulut, menunggu kapan diperintahkan untuk meniupnya. Pada waktunya nanti, ia diperintahkan meniup sebanyak tiga kali. Tiupan pertama adalah tiupan peringatan. Maka, semua makhluk langit dan bumi gempar, kecuali orang yang dikehendaki Allah Swt. Allah Swt. memerintahkan agar tiupan itu dipanjangkan hingga gunung terguncang, langit tercerai berai, bumi bergetar keras seperti kapal di lautan, seorang hamil langsung melahirkan, ibu-ibu yang menyusui kebingungan, dan anak-anak menjadi beruban.
Setan-setan berlarian sampai ujung dunia. Di sana, setan-setan
bertemu malaikat. Mereka dipukul wajahnya dan kembali lagi.
Allah Ta'ala Berfirman
Allah berfirman
يَوْمَ التَّنَادِۙ#
يَوۡمَ تُوَلُّوۡنَ مُدۡبِرِيۡنَۚ .
“..Hari panggil-memanggil. (Yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang. ..." (OS. aGhafir : 32-33).
Pada saat itu, bumi terbelah. Ketika manusia melihat ke langit, bintang-bintang berjatuhan. Matahari dan bulan lenyap. Langit juga jatuh satu per satu. Orang-orang yang mati saat itu adalah mereka yang lalai. Dan, hal itu berlangsung terus selama empat puluh tahun atau lebih, sesuai dengan kehendak Allah Swt.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan Israfil melakukan tiupan kematian, dan berkata, “Wahai para ruh yang telanjang dan jasad yang rusak, keluarlah dengan perintah Allah Swt.” Seketika itu, semua penduduk langit dan bumi mati, kecuali orang yang dikehendaki Allah Swt., mereka adalah para saksi yang berjumlah dua belas, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, Izrail, dan delapan malaikat pembawa Arsy. Dunia diam, tanpa kehidupan sama sekali, baik manusia, jin, maupun hewan. Pemandangan seperti inilah yang diperlihatkan oleh Allah Swt. kepada iblis, laknatullah.
Lalu, Allah Swt. berkata kepada Malaikat Kematian, “Aku menciptakan pembantu untukmu sejumlah penduduk dahulu dan terakhir. Aku menjadikan pada dirimu kekuatan penduduk bumi dan langit. Aku memakaikan pakaian marah pada hari ini. Maka, turunlah dengan kemarahan-Ku dan kekuatan-Ku kepada iblis. Rasakanlah pada mereka kematian, dan bawalah dalam kematian, seperti pahitnya orang-orang sebelumnya dan orang-orang belakangan, baik dari jin maupun manusia. Lipatkanlah siksa itu . hingga berlipat-lipat. Bawalah bersamamu malaikat penjaga neraka sebanyak tujuh puluh ribu, yang masing-masing membawa rantai dari neraka.”
Malaikat itu meminta izin kepada Malik agar dibukakan pintu neraka. Setelah pintu neraka terbuka, Malaikat Kematian turun kepadanya dalam rupa yang seandainya turun kepada penduduk bumi dan langit, niscaya mereka mati semua. Malaikat Kematian ini turun kepada iblis, dan langsung memukulnya. Seketika itu pula, iblis langsung pingsan. Seandainya suara rintihan iblis didengar oleh penduduk langit dan bumi, maka mereka akan pingsan.
Malaikat Kematian berkata kepada iblis:
“Diamlah, makhlukjelek! Aku akanmembuatengkaumerasakan kematian. Berapa banyak umur yang diberikan kepadamu? Berapa banyak waktu yang engkau gunakan untuk menyesatkan?”
Iblis langsung lari ke timur. Namun, Malaikat Kematian tiba-tiba berada di depan matanya. Iblis kemudian lari ke barat. Di depan matanya, iblis kembali melihat Malaikat Kematian. Ia hendak menyelam ke lautan, tetapi lautan tidak menerimanya. Ia terus lari, padahal tidak ada tempat lari baginya. Hingga di tengah dunia, di atas kubur Adam, iblis berkata:
“Wahai Adam, karena engkau, aku dikutuk dan dilaknat!”
Kemudian, iblis berkata kepada Malaikat Kematian:
“Dengan wadah apa engkau akan memberiku air? Dengan azab bagaimana engkau akan mencabut ruhku?”
“Dengan tempat siksa neraka Sa'ir!” jawab Malaikat Kematian.
Lalu, iblis terhempas ke tanah sesekali. Terkadang, iblis berteriak atau lari kencang. Hingga, ia sampai di tempat dahulu diturunkan dan dilaknat. Di sana, malaikat penunggu neraka siap dengan rantai. Bumi terasa seperti api yang membara. Mereka mengikatnya dengan rantai-rantai itu sehingga kematian dan pencabutan nyawa begitu terasa menyakitkan.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan lautan agar mengering karena masanya telah habis. Lautan berkata, “Aku sangat sedih, di mana ombak dan keajaiban-keajaibanku?!” Maka, Malaikat Kematian berteriak dengan keras kepadanya. Air-airnya langsung berantakan, seolah tidak ada.
Setelah itu, Allah Swt. memerintahkan agar gunung-gunung dihancurkan sebab masanya telah habis. Gunung berkata, “Aku sangat sedih, di mana keluasan dan kebesaranku?!” Maka, Malaikat Kematian berteriak keras hingga gunung itu hancur.
Lalu, Allah Swt. memerintahkan bumi agar hancur sebab masanya telah habis. Bumi berkata, “Aku sedih, di mana kerajaan, pohon, dan sungaiku?!” Malaikat berteriak keras kepadanya hingga gundukan-gundukan tanah itu hancur berjatuhan dan airnya mengering. Setelah itu, Malaikat Kematian naik ke langit. Di sana, ia berteriak keras hingga matahari dan bulan menjadi redup, dan bintang-bintang tidak bersinar kembali. Kemudian, Allah Swt. berkata:
“Wahai Malaikat Kematian, siapa yang tersisa dari makhluk-Ku?”
“Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail,” jawab Malaikat Kematian.
“Cabutlah nyawa Jibril!” perintah Allah Swt.
Malaikat Kematian lalu mencabut nyawa Jibril. Seketika itu, Jibril jatuh seperti onggokan tanah yang sangat besar. Kemudian, Allah Swt. berkata kepada Malaikat Kematian, “Cabutlah nyawa Mikail!”
Malaikat Kematian segera mencabut nyawa Mikail. Dan, seterusnya. Kemudian, Allah Swt. berkata kepada Malaikat Kematian, “Cabutlah nyawa Israfil!” Malaikat Kematian menjalankan perintah-Nya. Dan, seterusnya.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Malaikat Kematian, “Wahai Malaikat Kematian, pergilah dan matilah di antara surga dan neraka!"
Malaikat Kematian pergi ke tempat yang dikehendaki Allah Swt. Di sana, ia mati. Kemudian, dengan kebesaran-Nya, Allah Swt. berkata:
“Siapakah yang mempunyai kekuasaan hari ini?”
Tidak ada satu makhluk pun yang menjawab itu. Allah Swt. berkata untuk kedua dan ketiga kalinya. Namun, tidak ada satu makhluk pun yang menjawab. Lalu, Allah Swt. berkata:
“Kekuasaan itu milik Allah Yang Maha Memaksa!”
Para Raja Dunia
Kemudian, Allah Swt. berkata, “Di mana para raja dunia? Di mana para diktator?”
Lalu, Allah Swt. membuat gunung seperti kapas yang beterbangan, melipat bumi yang penuh kemaksiatan, dan memasang Jahannam di atasnya. Setelah itu, Allah Swt. menggantikannya dengan bumi yang putih, mendirikan di atasnya surga, yang kemudian semua makhluk digiring di atasnya.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan agar Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail hidup kembali. Yang pertama kali hidup adalah Israfil, lalu mengambil terompet dari Arsy. Setelah itu, ia pergi kepada Malaikat Ridwan, dan berkata kepadanya, “Hiasilah surga untuk Muhammad dan umatnya!”
Jibril datang dengan burag yang dipelana dan dikendalikan dari surga, serta membawa “Bendera Pujian” dan dua pakaian dari surga. Mereka (para malaikat) pergi mencari kuburan Nabi Muhammad Saw. Mereka saling bertanya satu sama lain, tetapi tidak mengetahuinya. Kemudian, dari kuburnya, keluar cahaya terang menuju langit. Jibril berkata:
“Wahai Israfil, panggillah Muhammad. Sebab, semua makhluk akan tergiring dengan panggilanmu!"
“Engkau saja, wahai Jibril! Engkau adalah kekasihnya di dunia. Panggillah!" jawab Israfil.
“Aku malu kepada Muhammad, jawab Jibril.
“Panggillah Muhammad!" kata Israfil.
Akhirnya, Jibril memanggil:
“Wahai ruh yang baik, bangunlah menuju tempat penentuan nasib dan penghitungan amal, dan agar engkau bertemu dengan
Allah Yang Maha Rahman!” Setelah itu, kubur Nabi Muhammad Saw. terbelah. Dan, beliau
terlihat sedang duduk dengan rambut dan jenggot kotor bercampur debu. Jibril menghadap kepada beliau, dan memberikan dua pakaian dari surga itu. Nabi Muhammad Saw. bertanya kepada Jibril: “Wahai Jibril, hari apa ini?” “Ini adalah hari kiamat, Hari Kebangkitan, dan Hari
Penyesalan," jawab Jibril. “Wahai Jibril, beri aku kabar gembira,” kata Nabi Muhammad
Saw. “Aku membawa burag dengan bendera Al-hamd dan mahkota.”
“Aku tidak meminta itu,” jawab Nabi Muhammad Saw.
Disiapkan Surga
“Surga telah disiapkan dan pintu neraka ditutup, karena kedatanganmu!" ungkap Jibril.
“Bukan itu pintaku! Aku bertanya tentang umatku yang berbuat dosa. Maka, semoga engkau meninggalkan mereka di ashShirat,” kata Nabi Muhammad Saw.
Israfil berkata:
“Demi kemuliaan Tuhan, wahai Muhammad, aku belum meniup terompet!”
“Kalau begitu, aku senang dan tenang,” kata Nabi Muhammad Saw.
Kemudian, Nabi Muhammad Saw. mengambil mahkota dan mendekat kepada burag. Burag itu berkata:
“Demi keagungan Tuhanku, aku tidak akan dinaiki siapa pun, kecuali Muhammad putra Abdullah at-Tihami, pemegang al-Quran.”
“Hai burag, aku adalah Muhammad,” sahut Nabi Muhammad Saw.
Lalu, Nabi Muhammad Saw. menaikinya dan melesat ke pintu surga. Di sana, beliau langsung tersungkur bersujud. Namun, ada suara yang memanggil,
“Angkatlah kepalamu. Hari ini bukan hari ruku' dan sujud, melainkan hari penghitungan amal dan azab. Maka, angkatlah kepalamu. Dan mintalah, maka engkau akan diberi.”
“Tuhanku, apa yang Engkau janjikan kepada umatku?” jawab Muhammad.
“Aku akan memberikan sesuatu kepadamu yang membuatmu ridha”
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan Israfil agar meniupkan terompet untuk tiupan kebangkitan. Israfil berkata:
“Wahai tulang-tulang yang hancur, jasad-jasad yang lebur, kulit-kulit yang sobek, dan rambut-rambut yang berguguran,
bangkitlah kalian semua untuk pengadilan!”
Lalu, mereka bangun dengan izin Allah Swt. Mereka melihat ke langit yang telah sobek, bumi telah diganti, matahari redup, unta-unta bunting telah ditinggalkan, timbangan ditegakkan, surga telah dihamparkan, dan seterusnya. Mereka berkata:
“Celakalah kami, siapa yang membangkitkan kami dari tidur kami?!”
Orang-orang mukmin berkata:
“Ini adalah hari yang dijanjikan Tuhan dan dibenarkan oleh para rasul.” Mereka keluar dari kubur dalam keadaan lapar dan lesu. Lalu,
Allah Swt. mengutus api agar menggiring mereka ke Mahsyar. Dan, mereka menetap di sana selama tiga ratus tahun. Mereka semua menangis.
Semoga dengan kisah ini dapat meningkatkan takwa kita kepadaNya Aaminn.
Dikisahkan dalam Kitab An-Nawadir. Semoga bermanfaat.