Ternyata, Film Produksi China Raup Rp 8T Kalahkan James Bond
Film dengan pendapatan terbesar di dunia saat ini ternyata bukan produksi Hollywood, seperti James Bond atau Shang-Chi milik Marvel. Faktanya, film The Battle at Lake Changjin produksi China, jadi yang paling besar mengeruk uang di dunia.
Film China Terbesar di Dunia
BBC menyebut film The Battle at Lake Changjin adalah film propaganda China, berkisah tentang Perang Korea di tahun 1960an.
Film ini mengantongi pendapatan sebesar 463 juta pound atau sekitar Rp 8,9 triliun selama dua minggu dirilis. Rekor ini melampaui capaian Sang-Chi secara global dalam waktu dua kali lebih cepat.
Fakta ini menempatkan posisi China lebih percaya diri dalam memproduksi film yang sukses secara global, mengalahkan Hollywood. Sedangkan bagi Amerika Serikat, hal ini menjadi kendala baru untuk menaklukkan pasar film terbesar di dunia.
Resep Populer
Film propaganda ini disebut bisa sukses lantaran sejumlah resep yang dilakukan pemerintah China. Antara lain kerja sama antara produser film dan pemerintah yang berperan ketat untuk mengatur peredaran film yang masuk di China.
Saat ini, film The Battle at Lake Changjin memiliki sedikit kompetitor di bioskop. Film blockbuster Hollywood James Bond No Time To Die baru diberikan jadwal rilis pada akhir Oktober, meski di belahan dunia lian sudah diputar.
Film ini juga diputar di saat yang tepat, selama China memperingati usia 100 tahun Partai Komunis China per 1 Oktober 2021.
Film Propaganda Lake Changjin
Film ini berkisah tentang perang yang dibrutal di tengah musim dingin yang membeku di sekitar Danau Changjin. China mengklain peristiwa itu menjadi titik balik dalam Perang Korea.
Sebuah perang yang disebut China sebagai melawan agresi Amerika Serikat dan bantuan Korea. Ribuan tentara muda China tewas dalam peristiwa heroik yang menentukan kemenangan atas pasukan Amerika Serikat itu.
Film The Battle at Lake Changjin disebut pajar politik sebagai film propaganda yang muncul di tengah ketegangan China dengan Washington DC. "Sangat pasti berhubungan dengan ketegangan degan AS, dan memang dipromosikan seperti itu. Meski tak langsung, dalam film terlihat sangat jelas," kata Stanley Rosen, pakar politik di Universitas Southern California, diterjemahkan dari bbc.com, Minggu 17 Oktober 2021. (Bbc)