Terlambat, Revitalisasi Terminal Tipe A Cepu Baru 14 Persen
Revitalisasi tahap pertama Terminal Tipe A Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah, terlambat. Sampai dengan akhir Desember 2023 diperkirakan baru tercapai 30 persen dari target yang ditentukan. Pada tahap ini, pekerjaan dilakukan mulai Mei 2023 hingga pada Desember 2023 nanti.
Keterlambatan proyek yang dananya bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), lantaran adanya review design.
Direktur Prasarana Transportasi Darat Kementerian Perhubungan, Toni Tauladan, telah melakukan evaluasi selama dua hari belakangan ini.
Selain itu, juga ada permasalahan lain yang sudah ditemukan akar permasalahannya. Sehingga, dia mewanti-wanti, jangan sampai variabel -variabel ini muncul di tahap berikutnya. Untuk diketahui, tahap ke dua akan dimulai pada awal Januari 2023 sampai 17 Mei 2023.
Sementara itu, sisa pekerjaan 70 persen akan dilanjutkan pada tahap kedua. Sebab, jika dipaksakan untuk dilanjutkan pada tahap pertama ini, akan sulit untuk disesuaikan.
Pihaknya memerintahkan kepada manajemen, untuk mengantisipasi supaya kejadian variabel yang tidak terduga pada tahap pertama, tidak terjadi pada pelaksanaan tahap ke dua.
Dia tidak akan memberikan toleransi, jika hal serupa terjadi pada tahap ke dua. Karena perpanjangan kontrak sampai dengan 17 Mei 2023.
"Sampai dengan November pekerjaan tahap pertama, yakni pekerjaan persiapan, bongkar bangunan eksisting, struktur bawah sudah selesai dilakukan. Jadi tinggal pekerjaan tanah tapi bobotnya cukup besar. Kami menargetkan akhir Desember mencapai lebih dari 30 persen," ujar Toni, Kamis 16 November 2023.
Sementara itu pemenang tender sekaligus pelaksana pekerjaan, PT Apro Megatama KSO Alam Lintas Indonesia, mengakui adanya keterlambatan pekerjaan karena review design.
Menurut perwakilan PT Apro Megatama KSO Alam Lintas Indonesia, Aji Jamil, realisasi di lapangan, pekerjaan baru tercapai 14 persen. Ada target 30 persen pekerjaan yang harus dikejar.
"Sampai hari ini ada minus 13 persen. Minus terjadi karena keterlambatan review yang memakan waktu 3 bulan. Hal ini dikarenakan soft drawing yang ada di lapangan banyak yang tidak sesuai. Review itu setelah direvisi perubahan 60 persen. Makanya pada saat memulai, kita terhambat," ujar Jamil saat ditemui wartawan.
Hal senada disampaikan anggota Komisi V DPR RI, Sadewo. Dari review design itu pihak kontraktor tidak langsung mengerjakan proyek di lapangan. "Ada waktu selama 3 bulan sampai review design clear. Jadi itu saja pokok persoalannya," ujar Sadewo.