Terkumpul Rp23 M, Donasi Palestina Lazismu Lari ke Mana?
Sebagai lembaga pengelola dana umat yang terakreditasi A dan memenangkan berbagai penghargaan nasional terkait good governance, Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah (Lazismu) PP Muhammadiyah berupaya menyalurkan dana umat secara tepat, transparan dan amanah.
ermasuk dalam sikap aktif mendukung Palestina, Lazismu dalam bingkai Muhammadiyah Aid berupaya menyalurkan dana umat secara strategis.
Muhammadiyah Aid sendiri adalah sebuah badan di Muhammadiyah yang menghimpun seluruh komponen Persyarikatan dalam keterlibatan penanganan bencana kemanusiaan di dalam dan luar negeri.
Program Jangka Pendek-Menengah-Panjang
Dalam forum Syawalan Bersama Palestina TabligMu TV, Sabtu 29 Mei Program Koordinator Muhammadiyah Aid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Wachid Ridwan menyampaikan bahwa Muhammadiyah berperan aktif terhadap Palestina sejak puluhan tahun lalu.
Dana umat yang dipercayakan kepada Muhammadiyah, menurutnya dikelola dalam tiga bentuk: advokasi masalah jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Pada program Jangka pendek, bantuan dikonversi dalam kebutuhan fase humanitarian seperti berupa obat-obatan, makanan, dan selainnya. Lazismu setiap tahun juga memberikan bantuan berupa makanan kaleng dari olahan daging kurban.
Dana Beasiswa Generasi Muda Palestina
Program jangka menengah adalah pemberian beasiswa penuh S1, S2, dan S3 kepada generasi muda Palestina baik di Universitas Islam Gaza ataupun di universitas milik Muhammadiyah seperti yang dilakukan UM Purwokerto.
Tak hanya beasiswa, Muhammadiyah juga telah mendirikan sekolah bagi para pengungsi Palestina di Beirut Lebanon pada 2020. Program lain seperti pemberikan Kaki Palsu bagi korban perang dan pelayanan rutin kesehatan juga dilakukan.
"Jadi bapak itu tidak perlu khawatir. Donasi bapak ibu sekalian yaitu zakat mal, zakat, infak, sedekah dan apapun yang bapak ibu berikan Insyaallah Allah mencatatnya dan mereka akan terbantu,” tutur Wachid.
Program terakhir yang diupayakan Muhammadiyah Aid adalah program jangka panjang yakni mewujudkan perdamaian dan rekonsiliasi.
Tak Cukup Mengutuk Israel
Dalam konteks ini, Wachid menuturkan, Muhammadiyah tidak cukup mengutuk Israel, tapi juga perlu mengupayakan solusi yang paling rasional yakni mempelopori konvensi maupun dokumen perjanjian seperti yang telah dilakukan Saudi melalui The Arab Peace Initiative (2002) ataupun Amerika melalui The Abraham Accords (2020).
"Mestinya saya berharap itu Indonesia yang bisa mempunyai inisiatif ini. Inilah inisiatif yang menurut saya masuk logika dan Insyaallah Muhammadiyah juga bisa berperan di sini dalam rangka mensupport secara politik,” jelas Ridwan.
Tak Hanya dari Umat Islam
Hingga Sabtu 29 Mei 2021, Donasi Palestina tercatat telah menembus Rp23 Milyar. Menurut Wachid, bantuan tersebut tidak hanya dari umat Muslim, tapi juga dari umat non-Muslim di Indonesia.
“Saya sudah mengontak partner kita yang ada di Gaza dan Insyaallah kalau memang allah mengizinkan, saya sendiri bersama dua teman lainnya, kita melalui Mesir masuk ke Gaza untuk bisa menyalurkan ambulan. Jadi Insyaallah donasi bapak kita pegang amanah itu dan pasti akan sampai kepada mereka. Pasti akan sampai kepada mereka,” tegas Wachid Ridwan.