Terkesan Borong Rekom Partai, Malah Merugikan Machfud
Bakal calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin, sudah positif mengantongi restu dari dua partai yakni PKB dan PAN. Bahkan kabar terbaru, menyebut jika Partai Gerindra Jatim juga akan mendukung Machfud Arifin maju menjadi calon Wali Kota Surabaya. Kabar ini bersumber dari Ketua Gerindra Jawa Timur, Soepriyatno.
Selain Gerindra, PKS pada Rakerda Minggu 19 Januari 2020 lalu, juga mengusulkan nama Machfud sebagai bakal calon wali kota yang akan mereka usung.
Namun, banyaknya partai yang memberikan dukungan kepada Machfud Arifin, malah disebut bisa jadi merugikan. Surokim Abdussalam, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), mengatakan, fenomena Machfud yang terkesan 'memborong' rekom partai bisa berdampak tidak baik.
"Yang sudah dukung PAN, PKB setahu saya, kalau Gerindra sudah keluar, berarti 13 kursi. Udah cukup untuk mendaftar, menurut saya tidak perlu untuk memborong rekom, apalagi sudah cukup," ucap Surokim kepada ngopibareng.id, Selasa 21 Januari 2020 di Surabaya.
Surokim menilai jika sudah cukup memenuhi persyaratan 10 kursi, maka tidak perlu berambisi untuk mencari rekom lain. Bila ada partai lain yang merapat, anggap saja bonus.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura ini menyebut, dampak dari mencari rekom banyak partai bisa memberi dampak negatif kepada pemilih.
"Tidak perlu berambisi mencari rekom lain, karena akan memberi efek negatif di pemilih, apalagi di sektor pemilih rasional kritis," kata Surokim.
"Jumlah pemilih rasional kritis di Surabaya, sekitar 30-38 persen, hampir satu juta pemilih. Kalau terkesan memborong, bisa membuat pemilih tersebut kecewa," lanjutnya.
Kelompok pemilih rasional kritis ini akan berpikir semakin banyak partai yang merekomendasikan, akan memunculkan anggapan bahwa calon tersebut akan dibebani banyak kepentingan partai.
"Jadi begini, logika makin banyak rekom makin bagus, bisa jadi tidak linier dengan pemilih. Calon harus bisa menyelaraskan antara kehendak partai dan pemilih," ujarnya.
Meski sudah mendapat banyak rekom, menurut Surokim, tugas berat masih harus dilewati bakal calon wali kota untuk meraih pemilih.
"Jadi pemilihan kepala daerah ini ada dua tahap. Tahap pertama berebut rekom partai dimana DPP menjadi tingkat paling atas. Dapat rekom, itu hanya separo perjalanan, sisanya berebut 2,2 juta pemilih di Surabaya," terangnya.
Surokim menambahkan, fenomena memborong partai juga akan memberi tone negatif, dalam meraih pemilih.
"Ya istilahnya wajar patut sudah cukup 10 kursi, normal saja, sehingga tidak ada kesan menghambat calon lain untuk mendapat rekom," pungkasnya.