Terkendali, Pemkot Surabaya Target Akhir September Zona Hijau
Penularan Covid-19 di Surabaya saat ini sudah terkendali dibandingkan dengan bulan Juni-Juli 2021 saat terjadi lonjakan kasus.
Pemerintah Kota Surabaya berupaya untuk kembali menurunkan risiko Surabaya yang berdasar hitungan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional dari status zona kuning menjadi zona hijau.
"Alhamdulillah kita mendapatkan kabar dan perhitungan nilai kita 2,41 atau naik 0,31. Sehingga, hari ini Surabaya menjadi zona kuning. Ini menjadi tantangan bagi kita semua, karena kita harus bisa menjadikan ini zona hijau," kata Eri, Rabu 1 September 2021.
Ia mengatakan, dalam perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, pemkot akan terus melakukan sosialisasi penerapan protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi.
Dengan lebih terkendalinya Covid-19 saat ini, ada beberapa perubahan aturan yang dilakukan. Misal mall, swalayan, pasar dapat buka sampai pukul 21.00 yang sebelumnya hanya boleh sampai pukul 20.00. Kemudian kapasitas mall, tempat makan, kafe, swalayan dapat menerima 50 persen pengunjung.
Dengan relaksasi ini, Eri mengatakan, Surabaya harus bisa bangkit agar roda perekonomian bisa segera berjalan. Sebab, pandemi telah berdampak begitu signifikan terhadap sektor kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Makanya, target selanjutnya yang harus segera dicapai adalah Surabaya menuju zona hijau atau bebas Covid-19.
"Karena tujuan kita cuman satu, warga Surabaya bahagia. Mulai hari ini kita harus kembali menggerakkan roda perekonomian sehingga warga Surabaya bisa mencapai kebahagiaannya. Karena itulah zona hijau menjadi sasaran kita selanjutnya," kata Eri.
Meski demikian, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu menyampaikan, terima kasih kepada seluruh warga dan stakeholder di Surabaya karena telah bergotong-royong menekan pandemi Covid-19. Apalagi, pasca libur lebaran 2021, Surabaya sempat berstatus zona merah dan kemudian turun menjadi oranye.
"Saya mengucapkan matur nuwun (terima kasih) yang sangat kepada seluruh warga Surabaya. Karena dari zona merah, sempat di bulan Juli-Agustus jadi oranye, awal September kita bisa mencapai zona kuning," katanya.
Ia meyakini, bahwa dengan semangat gotong-royong dan kebersamaan, maka Kota Surabaya bisa segera menuju ke zona hijau. Sebab, pemerintah tak mungkin bisa bekerja sendiri tanpa adanya dukungan dari seluruh stakeholder dan masyarakatnya. Termasuk terkait kepatuhan warga terhadap penerapan prokes.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr Febria Rachmanita. Ia pun mengaku bersyukur, kini Surabaya telah berstatus zona kuning. Menurut dia, untuk mempertahankan atau menurunkan zona kuning ke hijau, adalah dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes).
"Kita walaupun sudah zona kuning, tetap harus waspada, tetap jaga protokol kesehatan. Yang harus kita lakukan adalah tetap 3M dan tracing, testing masif. Semakin cepat kita menemukan kasus, semakin cepat kita isolasi dan diobati, Insya Allah," kata Feny sapaan lekatnya.
Feny menjelaskan, salah satu indikator yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau menurunkan kasus Covid-19 adalah dengan memperbanyak testing dan tracing. Karena itu, pihaknya ingin agar tracing dan testing di Surabaya ke depan bisa lebih dimasifkan.
"Kita testing mencapai 4.500. Untuk yang tracing kita sudah 1:28. Kalau target dari pusat (nasional) 1:15, tetapi kita sudah 1:28. Menurut saya adalah setiap kontak erat harus tetap kita temukan dimanapun," katanya.
Di samping testing dan tracing, Pemkot Surabaya bersama instansi terkait juga terus memasifkan pelaksanaan vaksinasi.
Data Dinkes Surabaya mencatat, vaksinasi dosis pertama di Surabaya telah mencapai 1.902.209 atau 85,76 persen dari target Provinsi Jawa Timur. Sedangkan vaksinasi dosis kedua, sudah mencapai 1.330.505 atau 59,98 persen dari target Jatim.
Advertisement