Waspada Coronavirus di Jatim, Pemprov Bentuk Tim Gerak Cepat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, menegaskan tidak ada indikasi penyakit pneumonia akibat novel coronavirus ditemukan di Jatim, hingga saat ini. Namun, pemprov membentuk Tim Gerak Cepat untuk Penyakit Menular untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap virus tersebut.
"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada indikasi penyakit pneumonia akut akibat coronavirus masuk ke wilayah Jawa Timur. Kita semua tetap waspada dan siap siaga," ucap Khofifah, di Surabaya, Kamis 23 Januari 2020, malam.
Ia mengatakan Pemprov Jatim sebelumnya telah menerima SE Nomor: PM.04.02/III/43/2020 tanggal 5 Januari 2020 dari Kementerian Kesehatan RI melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Dalam SE yang ditujukan kepada seluruh dinas kesehatan provinsi, kantor kesehatan pelabuhan, RS Umum Daerah dan Laboratorium, diimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus penyebab penyakit radang paru atau pneumonia.
Khofifah melanjutkan jika pemprov telah meminta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh sistem layanan kesehatan.
"Selain itu kami juga sudah menyiagakan Tim Gerak Cepat untuk Penyakit Menular yang dikoordinir Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Tidak hanya itu, Pemprov juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan guna meningkatkan kewaspadaan khususnya pada pengawasan alat angkut, orang dan barang yang berasal dari Tiongkok.
"Caranya dengan mengaktifkan thermal scanner selama 7 hari 24 jam di terminal kedatangan internasional di Terminal 2 Juanda," jelasnya.
Apabila dijumpai suhu di atas 38 derajat Celsius, disertai demam, batuk, sesak dan gejala pneomonia akut (berat) lainnya, maka akan dilakukan tindakan Karantina berupa penanganan pneumonia sesuai SOP, dan segera melakukan rujukan ke RSUD dr Soetomo, dan dilakukan desinfeksi terhadap alat angkut (pesawat).
"Selain itu kami memberikan blanko HAC (Health Alert Card) kepada seluruh penumpang dan kru pesawat dari Tiongkok. Melaporkan dan mencatat setiap kedatangan penumpang dan kru," tegasnya.
Hingga saat ini, Dinkes Pemprov Jatim juga terus aktif memantau perkembangan kasus di dunia melalui website resmi badan kesehatan dunia (WHO) di who.net/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports) dan infeksiemerging.kemenkes.go.id.
Karenanya, Khofifah mengimbau kepada seluruh bupati dan wali kota agar meningkatkan kewaspadaan serta menyiagakan sistem pelayanan kesehatan di masing-masing wilayahnya.
"Juga memberikan penjelasan kepada masyarakat untuk tetap tenang, beraktifitas normal namun tetap waspada bila mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia mulai demam, batuk dan sesak napas," ucapnya.
Terutama jika gejala itu timbul pada warga yang baru saja bepergian ke wilayah yang terjangkit penyakit tersebut.
Selain itu, Khofifah juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga kesehatan melalui Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Dan segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit bila ada yang mengalami gejala pneumonia.
Sebagaimana diketahui, beberapa pekan ini telah terjadi peningkatan kasus Pneumonia yang berawal dari Wuhan, China, dan menyebar ke beberapa negara di sekitar, termasuk di Singapura dan Thailand.
Menurut laporan WHO sampai tanggal 23 Januari 2020 ada 314 penderita dengan jumlah kematian sebanyak 6 orang. Sebagian besar yang meninggal, memiliki penyakit penyerta yang memperberat sakitnya.