Video Risiko Penularan Penyintas Viral, Ini Kata RS Lapangan
Sebuah video yang memperlihatkan dokter Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II Indrapura (RSLKI) sedang mengedukasi pasien dengan mengatakan rendahnya potensi penularan Covid-19 bagi pasien yang sudah dirawat lebih dari 10 hari, viral di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Penanggungjawab Rumah Sakit RS Lapangan Kogabwilhan II Indrapura Surabaya, dokter I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengatakan, video tersebut merupakan salah satu bagian dari upaya edukasi dan motivasi pasien yang pulang (KIE-KRS).
"KIE dilakukan dalam kontek tersebut, dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan, ketakutan dan stress menghadapi masa kembali ke rumah. Juga untuk meningkatkan kepercayaan diri pasien atas kesembuhannya," ujar Dokter Nalendra.
Dokter Nalendra juga menjelaskan, edukasi tersebut untuk melatih pasien tentang cara mencegah penularan secara disiplin dan gembira pasca kesembuhannya melalui protokol kesehatan (5M).
Menurut dokter Nalendra, tata laksana perawatan Covid-19 di RSLKI sudah sesuai
protokol kesehatan yang telah dikeluaran oleh WHO serta KMK No. HK.01.07-MENKES-413-2020 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 serta Pedoman Tatalaksana Covid-19.
"Bahwa konfirmasi swab hanya diperlukan untuk kepentingan medis (penegakan diagnosis). Untuk konfirmasi positif Covid, maksimal 2 kali swab, sedangkan keperluan konfirmasi kesembuhan hanya diperlukan 1 kali swab, itupun untuk pasien dengan klasifikasi berat dan kritis," ungkapnya.
Ia menambahkan, kemampuan infeksi virus Covid-19 akan berkurang 88 persen setelah 10 hari, berkurang 95 persen setelah 15 hari dan tidak aktif setelah 20 hari.
"Jadi potensi penularan bagi pasien tanpa gejala yang telah menjalani isolasi mandiri selama 10 hari, sudah sangat rendah sekali. Meskipun daya tular sudah relatif sangat menurun tetapi kita semua wajib menjalankan protokol kesehatan dengan baik," imbuhnya.
Dokter Nalendra pun meminta adanya pemahaman bersama dari semua stakeholder mengenai berbagai macam persepsi yang muncul akibat video ini.
Advertisement