Terkait Palestina, Australia Didesak Hentikan Perdagangan Israel
Kelompok hak asasi manusia Australia dan Palestina mendesak pemerintah federal Australia berhenti menyiapkan perjanjian perdagangan bebas potensial dengan Israel dan mengutuk tindakan negara itu di Gaza dan Yerusalem Timur.
Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan untuk memperkuat hubungan perdagangannya dengan Israel, termasuk melalui kemungkinan FTA, berharap kesepakatan itu akan meningkatkan pertahanan, keamanan siber, dan inovasi.
Perdagangan antar negara sudah bernilai sekitar $1,3 miliar, dengan ekspor Australia ke Israel bernilai sekitar $345 juta dan impor $1,02 miliar.
Tetapi situasi yang memburuk di kawasan itu telah mendorong Pusat Keadilan Internasional Australia dan Dewan Organisasi Hak Asasi Manusia Palestina mendesak pemerintah Australia untuk menjauh dari pertimbangan memperluas perdagangan dengan Israel dan mengutuk tindakannya di Gaza dan Yerusalem Timur.
Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Gaza dan beberapa serangan roket balasan diluncurkan kelompok militan Palestina ke Tel Aviv, Beersheba dan kota-kota Israel tengah lainnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan potensi perang skala penuh dan telah memohon agar saling menahan diri dan mengurangi eskalasi.
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia sedang melakukan studi kelayakan tentang potensi peningkatan perdagangan dengan Israel.
Dalam proposal terkai dengan studi tersebut, Pusat Australia untuk Keadilan Internasional dan Dewan Organisasi Hak Asasi Manusia Palestina mengatakan bahwa pemerintah "tidak boleh mengabaikan masalah hak asasi manusia yang utama, dan kewajiban serta tanggung jawab Australia di bawah hukum internasional", seperti dikutip dari The Guardian, Kamis 13 Mei 2021.
Tinjau Ulang Perdangan Australia-Israel
Proposal tersebut mendesak Australia segera meninjau semua perdagangan dengan Israel dan "menerapkan langkah-langkah efektif untuk melindungi hak asasi manusia rakyat Palestina".
Raji Sourani, direktur Pusat Hak Asasi Manusia Palestina yang berbasis di Gaza, menyerukan Australia untuk "mengubah jalur" dan mengutuk tindakan Israel.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "setiap sentimeter di Gaza bergetar" dan masyarakat internasional, termasuk Australia, harus malu.
"Situasinya suram, belum pernah terjadi sebelumnya," kata Sourani. "Bahkan dalam banyak serangan tragis dan militer yang pernah kami alami di masa lalu, Israel telah melancarkan serangan terburuk yang pernah ada."
Rawan Arraf, direktur eksekutif Pusat Kehakiman Internasional Australia, mengatakan Australia memberi penghargaan kepada Israel dengan perdagangan bebas meskipun kebijakan itu melumpuhkan kehidupan di Gaza dan meluncurkan "serangan militer lebih lanjut yang diarahkan pada sasaran sipil".
Advertisement