Terkait Iran, Ini Beda Pendapat yang Tajam Anggota Kongres AS
Para penasihat keamanan nasional untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kepada Kongres Amerika, Selasa 21 Mei 2019, meningkatnya ketegangan dengan Iran merupakan bagian dari pola agresi empat puluh tahun Republik Islam itu. Tetapi, para anggota Kongres dari Partai Demokrat tetap tidak yakin dengan argumen pemerintah itu, dan mendesak agar diterapkan pendekatan yang berhati-hati di Timur Tengah.
Para pejabat keamanan berada di gedung Kongres Capitol Hill untuk menjelaskan kasus meningkatnya ketegangan dengan Iran.
Patrick Shanahan, penjabat Menteri Pertahanan, mengatakan, “Kita tidak ingin situasi semakin memburuk. Ini tentang masalah pencegahan, bukan tentang perang. Kita tidak pergi berperang. Ini terkait dengan kebijakan melindungi kepentingan kita di Timur Tengah, dan melakukan misi yang perlu kita lakukan di sana.”
Serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal tanker minyak di Teluk Persia dan jaringan pipa Saudi kemungkinan merupakan hasil kerja Iran, kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Jika insiden itu terus berlanjut, Presiden Donald Trump mengatakan terbuka kemungkinan bagi Amerika untuk aksi balasan.
“Saya pikir Iran akan membuat kesalahan yang sangat besar jika mereka melakukan sesuatu. Jika Iran melakukan sesuatu, maka itu akan disambut dengan kekuatan besar, tetapi kita tidak melihat adanya indikasi bahwa mereka akan melakukannya,” jelas Trump.
Namun keterangan itu tidak meyakinkan sebagian anggota Kongres, termasuk Senator Bernie Sanders dari negara bagian Maine. “Saya sangat khawatir bahwa dengan sengaja atau tidak, kita dapat menciptakan situasi di mana perang akan terjadi. Dan, saya ingin katakan bahwa saya kira jika kita lakukan hal itu, maka itu berarti kita akan terlibat dalam perang yang berlarut-larut.” Demikian dikutip Voice of America.
Perang kata-kata berlanjut di Twitter. Menteri Luar Negeri Iran memberi tahu Trump, “Cobalah Hormat. Bisa berhasil.” Penarikan diri pemerintahan Trump dari perjanjian nuklir dengan Iran menghilangkan posisi tawar menawar Amerika, kata para tokoh Partai Demokrat, termasuk Senator Chris Murphy dari Connecticut.
“Jika Iran tidak siap untuk berbicara dan mereka meningkatkan tindakan provokatif di kawasan itu, maka itu tampaknya merupakan tuduhan yang cukup signifikan dari kebijakan kita saat ini,” jelasnya.
Tetapi sikap Amerika yang lebih keras terhadap program nuklir Iran telah membantu, kata para senator Partai Republik. Senator Lindsay Graham dari South Carolina adalah salah seorang yang berpendapat demikian.
“Kita berada pada titik di mana kita menekan rezim Iran, dan kita mengatur ulang aturan permainan. Jadi, kita memberi tahu mereka bahwa mereka telah menyerang kita pada masa lalu. Mereka telah menyediakan bom dalam perang Irak yang menewaskan sedikitnya 300 orang Amerika. Hari-hari itu sudah berakhir,” kata Senator Lindsey Graham.
Tapi sikap demikian terkait dengan politik, bukan kebijakan, kata para anggota Kongres dari Partai Demokrat.
Adam Smith, ketua Komite Angkatan Bersenjata di Dewan Perwakilan, menjelaskan, “Menteri Pompeo menyampaikan argumen politik yang panjang lebar. Dia berargumen, dengan menunjukkan semua hal mengerikan yang telah dilakukan oleh Iran dan dia menghabiskan sekitar 10 menit, sampai saya memotongnya, dan seperti yang dikatakan oleh setiap anggota Dewan yang berhadapan dengannya, kami katakan kepadanya ‘Kami tahu Iran itu buruk. Jadi, apa kebijakan kita ke depan?."
Keprihatinan politik dalam negeri dapat mengakibatkan strategi terhadap Iran akan menjadi kesulitan bagi Trump, suatu perbedaan sesuai garis partai mengenai kebijakan luar negeri yang muncul seiring dengan meningkatnya jumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat yang menyerukan pemakzulan presiden. (adi/voa)
Patrick Shanahan, penjabat Menteri Pertahanan, mengatakan, “Kita tidak ingin situasi semakin memburuk. Ini tentang masalah pencegahan, bukan tentang perang. Kita tidak pergi berperang. Ini terkait dengan kebijakan melindungi kepentingan kita di Timur Tengah, dan melakukan misi yang perlu kita lakukan di sana.”
Advertisement