Soal GBT, Ada Apa dengan Hubungan Khofifah dan Risma?
Komentar tak sedap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait Stadion Gelora Bung Tomo bau sampah memunculkan pertanyaan banyak pihak. Bahkan tak sedikit Warga Surabaya hingga ASN di Pemkot Surabaya yang melontarkan kritik terhadap sang Gubernur.
Ucapan Khofifah yang terkesan tak ingin GBT menjadi venue Piala Dunia U-20 2021 ini bisa jadi kembali memanaskan hubungannya dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Diketahui, sebelumnya hubungan mereka sempat kurang harmonis akibat Pilgub Jatim 2018. Namun masalah itu akhirnya mereda seiring keduanya bertemu pada awal tahun 2019 lalu sesaat sebelum Khofifah dilantik sebagai gubernur. Pertemuan tersebut terjadi di salah satu rumah makan di kawasan tengah Kota Surabaya.
Namun nyatanya, setelah pertemuan tersebut, hubungan Khofifah dengan Risma kembali merenggang. Hal itu bisa dilihat dalam sejumlah momen ketika keduanya mendapat undangan dalam acara yang sama, Khofifah dan Risma justru hampir tidak pernah terlihat berbarengan.
Contohnya saat acara yang diseleneggarakan PCNU Surabaya pada malam 27 Ramadan bulan Mei lalu. Kala itu seharusnya Khofifah dan Risma berada dalam satu panggung.
Namun Risma yang kabarnya hadir justru tak menampakkan batang hidungnya. Menurut Khofifah, saat itu Risma mengalami masalah pada bagian punggung alias kecetit, sehingga Risma yang sudah berada di parkiran Taman Bungkul memutuskan kembali pulang.
Di bulan yang sama, saat buka bersama dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto serta Kapolri Tito Karnavian di Makoarmada II, tampak Risma terburu-buru pulang saat Khofifah datang, dengan alasan ada buka bersama di waktu yang hampir bersamaan di kawasan eks lokalisasi Dupak Bangunrejo.
Namun suhu panas keduanya lagi-lagi mereda saat mereka hadir bersama di acara penyerahan aset YKP dari Kejati ke Pemkot Surabaya di Kantor Kejati Jatim pada bulan Juli lalu. Keduanya tampak duduk bersama dan tak jarang terlihat membicarakan sesuatu.
Kini suhu panas seolah muncul kembali setelah statement Khofifah terkait bau sampah di GBT. Meski Risma belum terang-terangan memberi tanggapan, namun banyak reaksi warga, khususnya di media sosial yang mulai membanding-bandingkan keduanya. Bahkan bisa dibilang mengompori keduanya.
Yang jelas, hingga kini banyak netizen, khususnya warga Surabaya yang meminta Gubernur Jatim tidak perlu mengurusi urusan yang dilakukan oleh Risma.
Apalagi soal penunjukan GBT sebagai venue Piala Dunia U-20 2021. Khofifah terkesan ngotot ingin memindahkan venue even akbar tersebut ke stadion lain. Padahal, ini bukan hajatan pemerintah provinsi atau bahkan Pemerintah Indonesia sekali pun.
Untuk diketahui, sebagai syarat menjadi host city tidak bisa tiba-tiba. Karena ada ketentuan dari FIFA, bahwa untuk menjadi host city harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota yang ditunjuk saat pengajuan bidding.
Pembatalan host city juga tidak bisa ujug-ujug layaknya rombongan sirkus yang tak mendapat izin untuk menggelar pertunjukan. FIFA tentu akan mempertanyakan keseriusan PSSI jika tiba-tiba memindahkan, atau meminta persetujuan FIFA untuk memindahkan venue yang berkas persetujuannya sudah ditandatangani pemerintah kota tuan rumah.
Jika tidak ada alasan yang cukup kuat untuk mengubah lokasi pertandingan, FIFA tentu tidak akan mengizinkan.
Advertisement