Terjaring Razia, Pembalap Liar di Jember Lari Tunggang Langgang
Beberapa ruas jalan raya di Kabupaten Jember masih kerap dijadikan arena balap liar oleh sekelompok pemuda dan pelajar. Meskipun beberapa kali ditertibkan dan diberi sanksi, namun aksi balap liar masih kerap meresahkan warga.
Karena itu, Satlantas Polres Jember melakukan razia balap liar secara rutin tiap akhir pekan. Jumat, 10 Februari 2023 hingga Sabtu dini hari, puluhan anggota Satlantas Polres Jember melakukan patrol di Kawasan kota.
Sesampainya di Jl Hayam Wuruk, Kecamatan Kaliwates, tim Satlantas Polres Jember yang dipimpin langsung oleh Kasat Lantas Polres Jember AKP Arum Inambala, memergoki puluhan pemuda yang sedang melakukan balap liar. Karena sangat meresahkan, polisi langsung mendatangi segerombolan pemuda itu.
Melihat kedatangan polisi yang secara tiba-tiba, membuat puluhan pemuda itu lari tunggang langgang. Mereka menghindari kejaran polisi hingga masuk ke gang-gang pemukiman warga.
Polisi tidak menyerah. Mereka terus memburu pemuda yang diduga terlibat aksi balap liar itu. Sebanyak 22 sepeda motor dalam razia itu berhasil diamankan berikut pengendaranya.
Diketahui, 22 pengendara yang diamankan polisi bukan warga Kecamatan Kaliwates. Mereka berasal dari beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Jenggawah, Ambulu, Tempurejo dan Mumbulsari.
“Sebagian yang terlibat adalah para pemuda, termasuk para pelajar. Mereka mempersiapkan untuk balap liar di Jl. Hayam Wuruk,” kata Robert, Sabtu, 11 Februari 2023.
Untuk memberikan efek jera, 22 pemuda tersebut diberikan sanksi tilang. 22 sepeda motor dengan kondisi mayoritas tidak sesuai standar diangkut ke Kantor Satlantas Polres Jember.
Pemilik sepeda motor tersebut bisa mengambilnya kembali dengan beberapa persyaratan. Selain membawa bukti surat kepemilikan yang sah juga harus mengganti suku cadang ke suku cadang SNI.
Lebih jauh Robert mengimbau masyarakat agar meningkatkan pengawasan terhadap putra-putrinya, terutama pada malam di akhir pekan. Jangan sampai karena lemahnya pengawasan orang tua, para pemuda terlibat pelanggaran, baik lalu lintas maupun pelanggaran yang lain.
“Kami mengimbau orang tua selektif memberikan sepeda motor kepada anaknya. Karena kecelakaan terjadi biasanya diawali karena melakukan pelanggaran,” pungkas Robert.
Advertisement