Terjaga dari Syirik, Peristiwa yang Dialami Sahabat Masa Jahiliah
Dalam sejarah Islam, sebelum kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW), meskipun dalam kondisi jahiliyah (zaman kebodohan) dan maraknya penyembah berhala, ada di antara mereka yang teta berpegang teguh pada ajaran Tauhid. Mereka tetap terjaga dari kesyirikan.
Kisah berikut menjadikan pelajaran penting untuk kita pahami, sebagai bagian dari perjalanan orang-orang pilihan.
lkisah, Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza —ia adalah anak paman Umar bin Khattab— mencari agama Ibrahim, sebelum diutusnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Ia tidak menyembelih untuk berhala, tidak makan bangkai dan darah.
Suatu hari, Zaid bin Amr bin Nufail keluar bersama Waraqah bin Naufal mencari agama Ibrahim. Orang-orang Yahudi menawarkan agama kepada mereka.
Waraqah bin Naufal memeluk agama Yahudi, tetapi Zaid bin Amr bin Nufail tidak.
“Agama ini semata-mata seperti agama kaum kami, kalian menyekutukan Tuhan sebagaimana mereka,” ucap Zaid bin Amr bin Nufail.
Kemudian, Zaid bin Amr bin Nufail pergi menemui seorang pendeta.
“Engkau mencari agama yang tidak ada di atas bumi saat ini,” kata sang pendeta.
“Agama apa itu?” tanya Zaid bin Amr bin Nufail.
“Agama Ibrahim.”
“Bagaimana agama Ibrahim?”
“Engkau menyembah Allah Subhanahu wa-ta'ala (SWT), dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, engkau shalat menghadap ke Ka'bah,” jelas pendeta.
Zaid bin Amr bin Nufail melakukan ini sampai meninggal dunia.
Sahabat Sebelum Diangkat Nabi
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada suatu hari, Zaid bin Amrbin Nufail bertemu dengan Muhammad sebelum diangkat menjadi nabi. Saat itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) sedang makan bersama Abu Sufyan dalam perjalanannya. Abu Sufyan memanggil Zaid bin Amr bin Nufail untuk makan bersama.
“Wahai anak saudaraku, aku tidak makan daging yang disembelih untuk berhala,” elak Zaid bin Amr bin Nutfail.
Ketika mendengar itu, Rasulullah SAW tidak makan daging itu sampai diangkat menjadi Nabi.
Dalam sebuah riwayat, Sa'id bin Zaid (putra Zaid)ia adalah salah satu sahabat yang diberi jaminan surga, dan termasuk orang yang ikut hijrah gelombang pertama—berkata kepada Rasulullah SAW, “Telah sampai kepadamu tentang ayahku. Apakah engkau akan memintakan ampun baginya?”
Selanjutnya, Rasulullah Saw. memintakan ampun bagi ayah Sa'id bin Zaid.
Rasulullah Saw. juga berkata, “Pada hari kiamat kelak, ia dibangkitkan dalam satu umat sendiri.”
Selesai. Demikian dikisahkan dalam Kitab An-Nawadir. Wallahu a'lam.
Semoga kita dapat mengambil hikmahNya Amin.