Terinspirasi dari Jepang, Alumni UB Buka Kafe Khusus Kucing
Tempatnya tak jauh dari dari jalan raya. Untuk bisa ke kafe unik yang satu ini pengunjung diharuskan naik satu lantai. Di sana pengunjung akan disediakan tempat untuk meletakkan alas kaki di rak yang sudah disediakan.
Saat pertama masuk, pengunjung disambut 16 kucing beragam jenis dan warna. Mulai dari kucing berjenis Persia, Himalaya, Domestik, Busok, dan Bengal. Kucing-kucing menggemaskan ini ada yang tidur di atas meja, berbaring di bawah meja, hingga bersembunyi di dalam lubang kayu.
Adalah Kafe Neko Kepo milik Ikbar Haskara yang berlokasi di Jalan Siwalankerto V nomor 3 Surabaya. Lulusan Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang itu memiliki konsep kafe hewan setelah melihat Youtube.
Konsep kafe semakin matang didukung kegemaran dan kecintaanya pada kucing. Terlebih, niatnya membuka usaha kafe hewan semakin tak terbendung kala temannya mau menjadi investor.
“Saya itu suka kucing sejak kecil. Pas tahun 2010 saya suka main gim koleksi kucing Neko Atsume hingga 2015. Saya bosan jika melihat kucing secara virtual, akhirnya browsing dan nemu kafe hewan lucu di Jepang. Beruntungnya ada teman saya yang mau jadi investor,” kata Ikbar kepada Ngopibareng.id pada Rabu, 5 Agustus 2020.
Ikbar terinspirasi game favoritnya, semakin sering dia memberi makan kucingnya jumlahnya semakin bertambah. Ikbar tertarik menjadikan game itu nyata dengan mendirikan kafe hewan.
Sebelum mendirikan kafe, Ikbar melakukan survei ke dua kafe kucing di Jakarta. Ikbar mengamati dan mengadopsi sistem serta cara kerja kafe tersebut. Bahkan, agar lebih maksimal Ikbar pun melihat video di YouTube untuk menambah referensi.
“Awalnya, saya buka di Malang pada 2018. Karena antusiasme pengunjung besar saya buka di Surabaya pada 2019. Saya bukan orang yang paham kafe dan makanannya. Untuk desain dan menu berdasarkan kesukaan saya dan hasil googling,” ujarnya.
Kucing Dirawat Layaknya Manusia
Lantaran kucing-kucing Ikbar lebih sering berada di dalam ruangan, Ikbar memperhatikan ekstra kesehatannya layaknya manusia. Setiap hari kucing-kucing diberi vitamin. Selain itu, dicek keseluruhan anggota tubuhnya. Mulai dari mata, bulu, kutu hingga sistem pencernaannya.
Kucing juga dimadikan sesuai jadwal. Terkadang dua minggu atau satu bulan sekali. Baik di kafe cabang Malang dan Surabaya, terdapat dua petugas pet care yang merawat kucing-kucing yang ada.
“Kucing-kucing kami selalu kami rawat seperti manusia. Kami beri vitamin seperti curcuma dan imboost, serta dimandikan dua minggu atau sebulan sekali. Kami beri vaksin dan kami cek seluruh tubuhnya, kucing juga kami arahkan ke sinar matahari untuk berjemur,” cerita Ikbar.
Buka Jasa Baru Saat Pandemi
Kafe milik Ikbar baik yang di Malang dan Surabaya sempat tutup dua bulan akibat pandemi corona. Ikbar lantas memutar otak agar tetap ada pemasukan. Akhirnya jasa memandikan dan penitipan kucing menjadi solusinya. Per kucing dibanderol Rp 40.000 untuk layanan antar jemput. Sedangkan harga penitipan kucing masih belum ditentukan secara pasti.
Ikbar juga menjual voucher online untuk potongan biaya masuk kafe yang terbagi menjadi tiga. Yaitu harian, mingguan dan bulanan.
“Karena kafe ditutup kami buka jasa grooming dan penitipan kucing khusus customer setia. Kami juga jualan e-voucher untuk potongan harga saat masuk kafe. Alhamdulillah terjual sekitar 200 e-voucher,” jelasnya.
Kafe kembali dibuka pada awal Juni lalu, setelah Surabaya melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ikbar mengaku bersyukur selama pandemi tidak ada karyawan yang dia rumahkan. Karyawannya yang di Malang dialihkan ke usaha makanan miliknya. Sedangkan yang di Surabaya, hanya karyawan yang ingin bertahan saja yang bekerja.
“Alhamdulillah nggak sampai merumahkan. Di Malang karyawannya saya tarik ke usaha Rice Bowl milik saya. Kalau yang di Surabaya ada beberapa mengundurkan diri sendiri, jadi sisa yang masih mau saja,” ucap Ikbar.
Pengunjung Sarankan Perapian Kafe
Dari pantauan Ngopibareng.id saat berkunjun, ada dua kostumer yang sedang bersantai. Yaitu Sella Khairunnisa asal Surabaya dan Armandona Kurniawan asal Malang. Keduanya mengaku baru pertama kali mengunjungi kafe Neko Kepo. Menurut Sella dan Arman, ada beberapa hal perlu dibenahi. Seperti penempatan bak untuk buang air kucing dan harga masuk kafe.
“Tempatnya lucu sih banyak kucingnya, tapi kurang ditata letaknya. Kalau bisa tempat buang kotoran kucingnya dijauhkan dari pengunjung. Harganya mungkin bisa disesuaikan dengan kantong mahasiswa karena di sini ada biaya perawatan. Kami nggak tahu sebelumnya,” kata Sella, mahasiswa UINSA semester 8.
Senada dengan Sella, Arman menyatakan hal yang sama. “Konsepnya sih unik ada kucingnya, tapi saya terganggu dengan bau poop kucingnya. Tempatnya kafenya juga nyelempit jadi kurang rame. Harganya juga kemahalan, kalau nggak prepare nanti yang datang kaget karena ada biaya pemeliharaan,” beber alumni Tehnik Sipil UM itu.
Advertisement