Terinspirasi dari Ibu, Donny Wishnu Ingin Menjadi Dokter Mata
Pertama kali melihat figur dokter mata dari ibundanya, membuat dr. Donny Wishnu Chandra, Sp.M dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Mata Undaan (RSMU) Surabaya, menjadi terinspirasi ingin menjadi seorang dokter mata.
"Mata merupakan indra yang paling penting bagi manusia. Bisa memberi perubahan pada mata yang tidak bisa berfungsi sempurna, seperti katarak tentu akan menjadi prestasi luar biasa bagi seorang dokter mata," ungkap dokter dengan sub spesialis vitreoretina ini.
Selain melihat contoh dari ibunya, Donny Wishnu juga mengutarakan, alasannya menjadi dokter spesialis mata adalah dengan profesinya sekarang ia dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.
Bergabung dengan RSMU sejak 2008 setelah menyelesaikan pendidikan spesialis matanya di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Setahun setelah bergabung, Donny Wishnu pun langsung mendapat kesempatan untuk menimba ilmu kembali untuk sub spesialis.
"Setelah satu tahun saya langsung ditugaskan oleh RSMU untuk menempuh pendidikan Fellowship Vitreoretina di RS Cicendo, Bandung," cerita Donny saat ditemui di RSMU.
Donny, biasa ia disapa mengibaratkan, retina sebagai film dalam kamera yang memiliki fungsi vital dalam menangkap sebuah gambar atau cahaya. Gambar yang ditangkap ini nantinya akan disampaikan ke otak untuk dideskripsikan.
"Ibaratnya kalau film atau retina ini rusak tentu mata tidak akan berfungsi sempurna," kata Donny.
Menurut Donny, saat ini penyakit retina mata yang banyak ia tangani adalah retinopatik diabetik. Tingginya penderita penyakit ini menurutnya berkaitan dengan gaya hidup masyarakat sekarang.
Retinopatik diabetik adalah efek dari penyakit diabetes. Di mana penyakit ini akan membuat pembuluh darah di tubuh penderitanya mudah pecah.
"Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah ini akan membuat tarikan yang bisa menarik dan membuat tekanan di retina mata," jelasnya.
Dokter asli Surabaya ini mengungkapkan, dalam penanganan penyakit ini dibutuhkan komunikasi dan pemahaman yang intensif dengan keluarga pasien.
"Pemahaman tentang penyakit ini, bagaimana gaya hidup yang harusnya diterapkan harus dimiliki keluarga pasien. Karena penanganan penyakit ini harus holistik," imbuhnya.
Memberikan pemahaman pada pasien dan keluarga inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi Donny. Untuk penanganan penyakit ini dokter mata tidak akan menjanjikan tingkat kesembuhan yang sempurna seperti sediakala.
Lanjutnya, ibaratnya begitu tanaman yang sudah lepas dari tanah selama satu bulan tentu tidak akan bisa menancap lagi dengan sempurna.
"Begitu pula dengan retinopati diabetik. Perawatan yang menyeluruh mengubah gaya hidup ini yang akan memperbaiki kondisinya. Di sini tugas dokter untuk melakukan pemahaman tersebut," sambungnya.
Meski begitu, Donny mengaku, mendapatkan banyak ilmu dari pasien yang ia tangani.
"Kasus yang saya tangani itulah yang membuat saya banyak belajar dan terus berkembang," tutupnya.