Terimbas Pandemi, Pengusaha Tempe di Jombang Nyaris Gulung Tikar
Pandemi Covid 19 yang belum usai, bukan hanya berdampak pada kesehatan dan pendidikan saja. Namun imbasnya merambat ke ekonomi.
Seperti yang dialami pelaku usaha tempe di Dusun Rejosari, Desa Tinggar, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, hampir gulung tikar karena usahanya terimbas pandemi.
Usaha yang digeluti sepasang suami istri Umi Hasanah (48) dan Wiyono (69) warga Dusu Rejosari, Tinggar, Bandarkedungmulyo, Jombang ini harus pontang panting supaya tetap bisa bertahan. Bukan hanya karena pandemi, harga bahan baku yang semakin melambung tinggi membuat para pelaku usaha tahu dan tempe semakin tercekik.
Suami istri yang sudah menggeluti usaha tersebut sejak 19 tahun yang lalu ini sempat hampir gulung tikar akibat pandemi dan harga kedalai yang naik. "Hampir mau bangkrut, ditambah harga kedelai semakin hari semakin naik," ucap Umi Hasanah.
Perputaran uang yang semakin sulit, dikatakannya jadi faktor yang tak bisa dihindari, seperti bahan baku mahal dan imbasnya pelanggan tidak mau harga kedelai dinaikkan menjadi problem tersendiri. Sebelum pandemi, ia mampu membeli bahan baku kedelai satu ton untuk persediaan selama 10 hari. Kini, dua tahun dihantam pandemi hanya mampu membeli 70 Kg dalam sehari untuk kebutuhan sekali olahan.
"Perputaran uang yang tidak bisa, makanya kami akali agar tetap bisa berwirausaha dengan membeli sedikit demi sedikit. Sempat ada niatan untuk buka usaha lainnya, tapi bingung juga mau usaha apa akhirnya mau tidak mau bertahan saja," ungkapnya.
Akibat sepi, omset penjualan mereka mengalami penurunan mulai untuk 10 juta perbulan menjadi 7 juta perbulannya. "Omset pasti menurun, kini hanya mampu sampai 7 juta paling tinggi selama corona ini," jelasnya.
Kendati demikian, Umi Hasanah dan Wiyono merasa bersyukur karena usahanya tidak sampai gulung tikar. Pihaknya hanya bisa berharap pandemi segera berakhir dan harga kedelai bisa kembali normal.
Meskipun hampir gulung tikar, Umi berusaha untuk menjalankan usahanya walau harus tertatih. Agar tidak bangkrut, ia hanya bisa konsisten menggeluti usahanya ini.
"Meskipun untung sedikit tidak jadi masalah. Tetap disyukuri yang penting masih diberi rejeki. Memang karena pandemi kita memaklumi, mungkin bukan hanya kami yang merasakan tapi semua sektor merasakannya," katanya.
Advertisement