Terimakasih Gus Ipul, Kabeh Sedulur
Kekuatan Gus Ipul adalah "kelemahannya" yaitu kesabaran, keikhlasan, rendah hati, bahkan saya hampir tak pernah melihat Gus Ipul marah-marah!
Hampir dua tahun lamanya kami pernah dipekerjakan beliau, tour event "Ngopi Bareng Gus Ipul" tak sekalipun kami pernah melihat cicit pendiri NU ini ngamuk!
Bila Gus Ipul tiba di lokasi event, misalnya, terasa sejuk dan penuh kedamaian, karena memang kearifan yang dari hati, akan mencapai hati.
Kelemahan Gus Ipul adalah kekuatannya itu sendiri, yaitu terlalu ikhlas, ridho, yang menganggap semua orang itu kabeh sedulur.
Masih kuat dalam ingatan kita, suara merdu Via Vallen menyanyikan lagu dangdut progresif "Kabeh sedulur .. sak Jawa Timur .."
Paling bahagia saat saya lihat Gus Ipul melahap ikan asap dari Probolinggo, yang saya bawakan, suatu sore di kantor ngopibareng.id Jl Wahidin, Surabaya.
Tapi layar sudah ditutup, hiruk pikuk untuk Gus Ipul sudah diturunkan, sutradara klip Mas Ipang (putranya Gus Solah, Tebuireng, yang di Pilgub Jatim lalu dukung Khofifah) pun sudah mengerjakan hal-hal kreatif lainnya, Via Vallen juga sudah ke sana ke mari show, bahkan lagu "Kabeh Sedulur" sudah hampir tak ada yang memviralkan lagi dari Youtube, maka kita pun tersadarkan: ya, Gus, sudah berakhir..
Setiap orang ada zamannya dan tiap zaman ada orangnya.
Saat saya baca berita pekan ini kalau Gus Ipul memilih "keluar perlahan" dari politik, memilih jadi petani buah chery, hati saya seperti generasi "cherybell" yang kepo.
Gus Ipul seperti ingin melupakan segala hal yang dilewatinya barusan, di saat elektabilitasnya tinggi, tiba-tiba keluar foto tak senonoh Bupati Banyuwangi Anas yang jadi calon wakilnya, lalu Hasto PDIP terpaksa nangis terisak-isak di depan kamera TV, lalu Pak Anas mundur, dan Mbak Puti pun dimunculkan, kasus ini pun hilang dengan sendirinya.
Mbak Mega lalu pidato dan memohon, juga dengan bercucuran air mata, "wahai wong Jawa Timur, terimalah cucu Bung Karno. Puti .."
Saat Anas "diturunkan oleh kasusnya" ini maka siapapun tahu, wis wayahe Khofifah - Emil Dardak yang bakal naik. Wong Jawa Timur tak mengindahkan seruan Mbak Mega!
Apalagi saat kampanye itu, lawannya Emil Dardak yang muda, ganteng, cerdas, sangat rajin dan gesit blusukan ke masyarakat, persis Sandiaga Uno saat ini.
Begitulah drama politik, sekuel-sekuelnya tak bisa ditebak!
Walau diombang-ambingkan dinamika politik seperti itu, saya lihat justru Gus Ipul lebih kuat lagi karena kelemahannya itu, yakni tetap sabar, ikhlas, nriman, rendah hati; laksana akar kesabaran hatinya sudah masuk ke dalam bumi, seperti setangkai teratai ..!
(nek aku Gus, yo wis tak kaploki uwong sing sengaja nyebarkan foto Pak Anas tak senonoh ! Tak pongor lambene, kesuwen!)
Begitu diumumkan Khofifah lah yang menang Pilgub Jatim, Gus Ipul malah memviralkan kalimatnya ini, "kalah menang sudah digariskan dalam Lauh Mahfuth .. "
Wuih ...jeru!
Orang-orang yang mencintainya pun menangis diam-diam, dan mata yang buta sekalipun akan menemukan figur keindahan, kedamaian dan keikhlasan dalam perpisahan yang agung ini ..!
Kesabaran adalah satu-satunya kebebasan di dunia ini, dan Gus Ipul sudah mengajarkan itu ..
Terimakasih, Gus ..
Semoga kapan2 kita makan ikan asap lagi.
(*Damar Huda)