Terima DPP REI, Presiden Beri Perhatian Khusus Bisnis Perumahan yang Menurun
Presiden Joko Widodo menerima rombongan Pengurus DPP REI di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/5/2017). Dalam pertemuan tersebut, dia memberikan perhatian khusus tentang menurunnya penjualan properti beberapa tahun terakhir.
"Saya mau tanya, katanya bisnis properti cenderung menurun. Bagaimana sebetulnya," tanyanya.
Saat menerima rombongan DPP REI yang dipimpin Ketua Umum Soelaeman Soemawinata, Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basoeki Hadimuljono dan Mensesneg Pratikno.
Terhadap pertanyaan Presiden, Soelaeman menjelaskan bahwa perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sudah berhasil mendekati target. Pada tahun 2017, dari target yang dipatok pemerintah 450 ribu unit bisa tercapai 216 ribu unit.
Sedangkan perumahan bagi kalangan menengah atas ia mengakui memang lesu. Ada beberapa kendala. Namun yang utama terkait dengan perpajakan.
"Terlalu banyak isyu soal pajak. Tapi tidak keluar regulasinya. Misalnya soal tanah pengembang yang terlantar, pajak progresif kepemilikan rumah, pajak tidak final untuk properti, dan pemeriksaan taks amnesti," katanya.
Menurut Soelaeman, berbagai isu tersebut membuat bisnis properti menjadi lesu. Karena itu, ia minta kepada presiden agar tidak dikeluarkan regulasi terkait dengan isue-isue tersebut agar bisnis properti kembali bangkit.
Dalam kesempatan tersebut, DPP REI melaporkan rencana dislenggarakannya Global Business Summit yang digelar FIABSI Global Business Summit yang digelar di Nusa Dua Bali, Desember mendatang. Inilah pertemuan para pengembang seluruh dunia yang akan diikuti 68 negara.
FIABSI adalah singkatan dalam bahasa Perancis yg artinya Federasi Real Estate International. FIABSI didirikan di Paris 69 tahun lalu, beranggotakan 68 Negara di seluruh dunia. FIABSI GBS di Bali akan dihadiri 400 delegasi asing dan 1000 anggota REI.
Selain Soelaeman, Pengurus DPP REI yang ikut bertemu Presiden adalah Sekjen Totok Lusida dan pra wakil ketua seperti Djoko Slamet Utomo, Hari Ganie, Ignesz Kemalawarta, Adrie Istambul, Umar Husin, Turino Junaedi, dan Rusmin Lawin.
Sedangkan mewakili Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) Bally Saputra dan Arif Afandi. (azh)