Terima Denda dari Komdis, Bhayangkara FC Tak Mau Banding
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy dan Manajer BFC AKBP Sumardji dipastikan akan menerima denda sebesar masing-masing Rp 25 juta dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Denda tersebut dijatuhkan, karena melakukan protes berlebihan dan melakukan tindakan tidak sportif, saat BFC melawan Perseru Serui di Stadion Marora, Serui 14 April lalu.
Bhayangkara FC telah memastikan tidak akan mengajukan banding soal sanksi denda tersebut. Manajer tim berjuluk The Guardian mengaku tak akan mengajukan banding, namun dirinya akan tetap melakukan protes jika wasit yang ditunjuk memimpin pertandingan terus melakukan kesalahan.
"Kalau banding percuma, karena selama ini kalau saya banding justru bukan mendapat keringanan tapi malah berat. Jadi apa yang saya lakukan sudah tepat. Yang perlu digarisbawahi, bagaimana PT LIB menunjuk seorang wasit yang memiliki kapabilitas dan integritas. Jangan menunjuk wasit yang tidak punya integritas dan tidak punya keberanian," ujar Sumardji.
Memang saat itu, Bhayangkara mengalami kekalahan di laga tandang dengan skor 1-0 atas Perseru. Dalam pertandingan tersebut, Mardji menilai wasit yang memimpin jalannya pertandingan saat tidak memimpin secara adil, bahkan cenderung takut mengambil keputusan. Sehingga dianggap sangat merugikan timnya.
"Yang terjadi ialah takut diintimidasi dan takut kenapa-kenapa akan dirinya. Saya tekankan, operator harus memilih wasit yang berani mengambil keputusan, terlebih pertandingan itu tidak disiarkan secara langsung, karena wasit bisa seenaknya sendiri dan tidak sesuai dengan aturan yang ada," katanya.
Bahkan soal denda yang dijatuhkan oleh Komdis tersebut, menurutnya tidak masalah. Karena protes akan wasit sendiri akan terus ia galakkan, sebab untuk memajukan persepakbolaan Indonesia yang fair play dan profesional.
"Saya tidak apa-apa, ini bentuk perjuangan saya, perjuangan untuk berjuang memajukan sepakbola Indonesia," ucapnya. (hrs)