Terduga Teroris Mapolres Dikenal Pernah Haramkan Kopi dan Rokok
Sosok terduga teroris pelaku pengeboman di Polrestabes Surabaya, Tri Murtiono (50) ternyata dikenal oleh warga sekitar rumahnya, sebagai sosok yang mudah mengharam-haramkan sesuatu.
Hal itu diungkapkan oleh pemilik warung kopi disekitar rumah pelaku. "Kalau lagi siskamling malam, dia sering bilang kalau rokok haram, kopi haram, bilangnya ke warga," kata Wawan, pedagang kopi yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari rumah terduga, Selasa, 15 Mei 2018.
Kendati demikian, Tri Murtiono, bagi warga sekitar Medokan Ayu RT 8 RW 3, dikenal sebagai warga yang aktif di lingkungan untuk mengikuti siskamling malam.
"Dua minggu sekali datang ke poskamling RW, karena memang jadwalnya, orangnya aktif," kata warga Prasetiono, yang rumahnya hanya berjarak beberapa rumah saja dari rumah terduga.
Berdasarkan penuturan tetangganya, Tri Murtiono diketahui berprofesi sebagai pengerajin alumunium, etalase, dan kanopi.
"Dia punya toko, kalau siang ya bikin etalase gitu, malam ataubsore baru pulang kerumah," ujar Prasetiono.
Saat ini rumah kontrakan terduga keluarga teroris pelaku pengeboman Mapolrestabes Surabaya, Senin, 14 Mei 2018, tengah digeledah oleh tim Inafis, Brimob, Gegana dan Densus 88.
Rumah itu terletak di Jalan Tambak Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya. Rumah itu lah yang dihuni oleh Tri Murtiono, Tri Ernawati dan Ketiga anaknya, selama lima bulan terakhir.
Rumah itu diketahui telah kosong sejak peristiwa ledakan kemarin sebab 4 orang penghuninya yakni Tri Murtiono (50), istrinya Tri Ernawati (43), dua anak laki-laki bernama Moh Dari Satria (14) dan Moh Dafa Amin (16), telah dinyatakan tewas.
Sedangkan satu anaknya lagi, Aisyah Azahra Putri berhasil diselamatakan dan sedang menjalani perawatan di RS Bhayangkara.
Sebelumnya seperti diketahui, peledakan bom terjadi di Mapolrestabes Surabaya kemarin, Senin 14 Mei 2018, pada pukul 08.50, di depan pintu penjagaan. (frd)