Terdiskriminasi, Ini Nasib Buruk Muslim di Uni Eropa
Vienna: Umat Muslim mengalami diskriminasi di negara yang mereka tinggali di negara-negara Uni Eropa. Lebih dari separuh, persisnya 53 persen, umat Islam di Uni Eropa mengaku mendapat perlakuan diskriminatif ketika mereka mencari rumah hanya karena nama mereka.
Di tempat kerja, 35 persen perempuan Muslim merasa didiskriminasi lantaran pakaian mereka. Kasus serupa menimpa pula pria Muslim dengan jumlah 4 persen.
Itulah temuan survei yang dirilis European Union Agency for Fundamental Rights di 15 negara Uni Eropa. Respon terdiri dari 10.527 imigran Muslim berikut anak-anak mereka. Mereka berusia di atas 16 tahun dan telah tinggal minimal setahun di Austria, Belgia, Siprus, Jerman, Denmark, Yunani, Spanyol, Finlandia, Prancis, Italia, Malta, Belanda, Swedia, Slovenia dan Inggris.
European Union Agency for Fundamental Rights memublikasikan survei yang dilakukan dengan cara wawancara, dikutip ngopibareng.id, Jumat (22/9/2017), sebagaimana dilaporkan AP. Wawancara itu dilakukan antara Oktober 2015-Juli 2016.
Survei tersebut pun menyingkap adanya perlakuan kasar terhadap umat Islam di negara-negara Uni Eropa. Sebanyak 27 persen responden mengatakan pernah mengalami pelecehan lantaran status sebagai Muslim dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Dua persen lainnya dilaporkan mengalami serangan fisik.
Laporan lainnya adalah sebanyak 31 persen perempuan berhijab mengalami pelecehan, lebih rendah dari Muslimah yang tak memakai hijab, yakni sebesar 23 persen. Sedangkan Muslimah yang mengaku mendapat tatapan sinis ketika mereka mengenakan hijab sebesar 39 persen. Sebanyak 22 persen mengaku jadi sasaran komentar menyakitkan dan 2 persen mengaku diserang secara fisik.
Kondisi ini berkebalikan dengan temuan lainnya yang menunjukkan bahwa mayoritas Muslim ingin merangkul atau berhubungan lebih dekat dengan non-Muslim. Hanya saja, umat Islam sering merasa mendapat penolakan dari kebanyakan masyarakat di tempat mereka tinggal.
Bahkan, hampir separuh atau 48 persen dari mereka mengaku sangat nyaman dengan anggota keluarganya yang menikahi seorang non-Muslim. (adi)