Terdidik dengan Ilmu, Kenikmatan Khusus bagi Umat Islam
Komunitas Orang-orang Baik
Di antara kenikmatan dan keberuntungan hidup di dunia yang tidak dapat "dibeli" adalah dikelilingi orang-orang baik. Dalam riwayat hadits dijelaskan:
ﺇﻥ ﻣﻦ ﺳﻌﺎﺩﺓ اﻟﻤﺴﻠﻢ اﻟﻤﺴﻜﻦ اﻟﻮاﺳﻊ ﻭاﻟﺠﺎﺭ اﻟﺼﺎﻟﺢ ﻭاﻟﻤﺮﻛﺐ اﻟﻬﻨﻴﺊ
"Diantara kebahagiaan seorang Muslim adalah rumah yang terasa luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang layak" (HR Baihaqi dan Ibnu Najjar)
Dalam riwayat Ibnu Asakir disebutkan:
وأن يكون خلطاؤه صالحين
"Di antara keberuntungan adalah memiliki orang-orang sekitar yang saleh"
Rumah bisa dibeli, kendaraan ada tokonya lengkap dengan cicilannya. Tetapi di tempat kerja bertemu dengan orang baik, di lingkungan tetangga berkumpul dengan orang baik dan di komunitas lainnya bersahabat dengan orang baik adalah nikmat yang jangan sampai hilang.
Sebab kesetiaan para sahabat ini akan mencari hingga ke surga agar tetap berkumpul, seperti riwayat berikut:
"يفتقد أهل الجنة ناساً كانوا يعرفونهم في الدنيا، فيأتون الأنبياء فيذكرونهم فيشفعون فيهم فيشفعون
Hadis: “Penduduk surga kehilangan kawan yang dikenal di dunia, lalu mereka mendatangi para Nabi, mereka memberi syafaat dan diterima syafaatnya/ masuk ke dalam surga” (HR Thabrani, hasan).
"Jazakumullah Khairan katsiran atas kunjungan Hari Raya para jemaah, ada dari Az-Zahra Sidoarjo Fatayat NU Rungkut, anggota kajian PDAM Kota Surabaya, perwakilan UTM Bangkalan dan lainnya," tutur Ust Muhammad Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Suramadu.
Terdidik dengan Ilmu
Dulu saya mengira ilmu akan datang sendiri. Ternyata salah, tetap harus belajar dan tekun. Allah mendudukkan saya sebagai juru tulis di banyak Bahtsul Masail. Setiap Kiai, Gus dan Ustaz menyetor lembaran kitab untuk saya ketik ulang, Alhamdulillah, di situlah saya banyak belajar.
Benarlah sabda Nabi:
انما العلم بالتعلم
Ilmu hanya didapat dengan belajar (HR Bukhari)
Rasa syukur tidak henti hentinya saya munajatkan, karena sejak kecil berada dalam pendidikan pesantren dan sekarang mendidik di pesantren. Sebagaimana ungkapan syair:
رَضينا قِسمَةَ الجَبّارِ فينا • لَنا عِلمٌ وَلِلجُهّالِ مالُ
Kami rela pembagian oleh Allah yang bersifat Jabbar (kehendaknya tidak bisa diingkari) kepada kami. Kami diberi ilmu dan orang yang bodoh diberi harta
فَإِنَّ المالَ يَفنى عَن قَريبٍ • وَإِنَّ العِلمَ باقٍ لا يزالُ
Harta akan sirna dalam waktu singkat dan ilmu akan tetap selalu ada (Bahar Wafir)
Demikian penjelasan Ust Muhammad Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Suramadu.