Terdampak Kekeringan, Bojonegoro Belum Ajukan Hujan Buatan
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro belum mengajukan program teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan. Menyusul terjadinya krisis air bersih dan dampak kekeringan akibat kemarau panjang yang dialami sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Ardhian Orianto, pihaknya hingga sekarang ini belum mengajukan program TMC atau hujan buatan.”Kita belum mengajukan program hujan buatan ke BPBD Jawa Timur,” ujarnya dihubungi ngopibareng.id, Sabtu 26 Agustus 2023.
Penegasan Ardhian Orianto merespon informasi bahwa Bojonegoro masuk kabupaten yang akan diadakan program hujan buatan oleh BPBD Jawa Timur.
“Mungkin itu program BPBD Jawa Timur. Kalau Bojonegoro sendiri belum mengajukan program tersebut,” tandasnya.
Data di BPBD Bojonegoreo menyebutkan, telah menyalurkan air bersih sebanyak 306 tangki atau setara 1.225.000 liter. Sedangkan air bersih disalurkan ke beberapa desa terdampak kekeringan. Lokasi desa terdampak kekeringan menyebar di 24 desa berada di 13 kecamatan dari total 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Sedangkan desa yang mendapat bantuan air bersih di antaranya, Desa Yakni Desa Sugihwaras, Malingmati, Jatimulyo, Karangdinoyo, Meduri, Siwalan, Kepohbaru, Dukohkidul, Miyono, Sumberjokidul, Sumberharjo, Clebung, Butoh, dan Bareng.
Untuk desa yang alami krisis air tersebar di beberapa kecamatan. Di antaranya Kecamatan Bubulan, Tambakrejo, Sukosewu, Margomulyo, Sugihwaras, Kepohbaru, Ngasem, Sekar, Sumberejo, dan Ngraho.
Sementara itu dalam dua hari ini di Kabupaten Bojonegoro, alami suhu panas hingga 33 celcius terutama pada siang hari. Sedangkan pada malam hari, suhu udara relatif dingin di kisaran 26 celcius. Data suhu udara mengutip dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya.