Tercelanya Ujub, Penjelasan Kitab An-Nawadir
Dalam khazanah pesantren terdapat Kitab An-Nawadir, yang di antaranya terdapat bab yang mengingatkan tercelanya seseorang yang ujub.
Apa maksudnya ujub?
Berikut penjelasan dari Kitab An-Anwadir:
Diriwayatkan, pada suatu hari, Mugatil bin Sulaiman duduk. Ia kagum dengan dirinya sendiri, bahkan dalam batin ia berkata: “Pintalah kepadaku selain Arsy!” Lalu, seorang laki-laki berkata kepadanya: “Siapa yang memotong rambut Adam ketika berhaji?” Yang lain berkata: “Di manakah usus semut? Berada di bagian depan atau belakang?”
Maka, ia tidak mengetahui apa yang dikatakan orang itu. Kemudian, bisikan hatinya berkata: “Ini bukan termasuk pengetahuanmu. Akan tetapi, diriku telah membuatku kagum. Maka, engkau dicoba!"
Jalinus berkata: Jumlah urat manusia mulai dari otak sampai pantatnya adalah dua puluh empat urat, tujuh di leher, dua belas di punggung, lima di pantat bersambung, di perut dan tulang rusuk sebanyak dua puluh empat, yang di masing-masing sisi terdapat duabelas.
Jumlah tulang di tubuh manusia adalah dua ratus empat puluh delapan, selain tulang hati. Isi persendian bernama sumsum karena serupa dengan semut merah dalam hal kecilnya. Sebagian berkata bahwa jumlah tulang adalah tiga puluh enam.
Semua angyota yang terbuka di dalam tubuh adalah dua belas, yaitu dua telinga, dua mata, dua lubang hidung, mulut, dua lubang puting susu, dua lubang anus, dan lubang pusar. Adapun pori-pori, maka itu tidak terhitung jumlahnya.
Sahal bin Abdullah at-Tusturi berkata, “Pada manusia, terdapat tiga ratus enam puluh urat, sebagian diam dan sebagian lain bergerak.”
Sebagian berkata sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Sendi-sendi tubuh berjumlah tiga ratus enam puluh sendi.” Di dalam riwayat lain disebutkan, tiga ratus enam puluh. Dan, di dalam tubuh manusia, terdapat lima ratus enam puluh otot yang tersusun dari daging dan urat kecil.
Semoga kita dijauhkan dari sikap ujub. Amin.
Dzikir Pagi
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ، وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ.
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sayyidul Istighfar
اللّٰهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآ إِلٰهَ إِِلآّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذنْبِي، فَاغْفِرْلِيْ ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أَنْتَ
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau sudah menciptakanku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan berusaha selalu ta’at kepada-Mu, sekuat tenagaku Yaa Allah. Aku berlindung kepada-Mu, dari keburukan yang kuperbuat. Kuakui segala nikmat yang Engkau berikan padaku, dan kuakui pula keburukan-keburukan dan dosa-dosaku. Maka ampunilah aku ya Allah. Sesungguhnya tidak ada yg bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.”
Shalawat Fatih
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ .
Semoga hari ini lebih baik dari hari sebelumnya
زيني الياس