43 Kali Gempa, Ini Yang Terjadi di Bawah Tanah Lombok
Gempa tektonik pada Minggu, 29 Juli 2018, pukul 05.47.39 WIB, mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki kekuatan 6,4 skala richter.
"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono seperti dikutip dalam laman resmi BMKG.
Dengan memperhatikan lokasi episenter, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya maka gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujarnya.
Guncangan gempabumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja hingga Gianyar. Selain itu, gempa juga dirasakan di Bima, Tuban, Singaraja dan Mataram.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 08.18 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 43 gempabumi susulan (aftershock) yang paling kuat dengan 5,7 SR," kata dia.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya. (man)
Advertisement