Terburuk Sepanjang Sejarah...!! Mantan Atlet Nasional Bongkar Kondisi Softball Jawa Timur
Ibarat roll coaster, prestasi Softball Jawa Timur tahun 2018 ini, menukik tajam di titik paling rendah. Bahkan, hasil yang dicatatkan Tim Softball Putra Jatim di Kejurnas, Jogyakarta merupakan prestasi terburuk yang digoreskan Jawa Timur selama 20 tahun terakhir.
Kondisi itu membuat sejumlah kalangan prihatin, termasuk Yudi Arifandi mantan atlet nasional softball. Atlet yang pernah membela Indonesia di ajang Sea Games dan Kejuaran Asia Pra Dunia ini mengaku terkejut dengan hasil Tim Softball Putra Jatim yang tersigkir di babak penyisihan grup dalam Kejurnas di Jogyakarta, 28-31 Maret 2018
"Ini adalah prestasi terburuk yang dialami oleh cabor softball putra Jatim. Belum pernah dalam sejarah softball putra Jatim mengalami kekalahan setragis seperti ini. Jawa Timur adalah salah satu barometer softball putra di Indonesia. Score dari hasil pertandingan betul-betul tidak mencerminkan sebuah team yang siap untuk ikut dalam kejuaraan ini, " sesalnya.
Pria yang tercatat membela Jawa Timur selama empat kali PON ini mengatakan sengaja datang ke Jogyakarta pada hari Jumat, 30 Maret 2018, untuk melihat penampilan tim softball putra di babak page system, namun ternyata sudah lebih dulu tersingkir. "Tidak ada sejarahnya Jatim tidak lolos page system, maka itu saya datang hari Jumat, ternyata sudah tersingkir, " keluhnya.
Setelah ditelisik, lanjut Yudi, ada beberapa hal yang membuat prestasi softball putra Jatim terpuruk. Salah satunya lantaran Jatim diperkuat banyak pemain muda hasil seleksi di Kejurda yg mayoritas adalah pemain baseball bukan pemain softball murni.
Akibatnya, meski diperkuat dua pemain nasional terbaik saat ini seperti Reza berposisi Pitcher dan Adit sebagai Catcher, tetap tidak mampu berbuat banyak. "Setiap pertandingan hanya bisa memasukan angka jauh di bawah lawannya. Kasihan atletnya kalau kondisinya seperti ini, " kritiknya.
Selain itu, official tim Jatim di bawah Manajer Sujuduko Putro dan dan Danang Sukandar sebagai asisten manajer sekaligus Ketua Binpres Pengprov Perbasasi Jatim terkesan amburadul dalam melakukan persiapan di Kejurnas.
Terlihat dari kejadian bola pertandingan tertinggal di Surabaya. Tidak hanya itu, di game terakhir melawan DKI Jakarta, saat pemanasan terjadi lagi bola tertinggal sehingga pemain Jatim terpaksa harus meminjam bola kepada lawan untuk pemanasan lempar tangkap. "Kejadian seperti ini sangat memprihatinkan, kelihatannya remeh tapi bisa memengaruhi mental atlet, " tandasnya.
Padahal, lanjut Yudi, Kejurnas open tournament ini di ikuti pemain- pemain terbaik dari daerah lainnya dan punya gengsi tinggi. Sebab, Kejurnas di Jogyakarta merupakan ajang seleksi pemain untuk Kejuaraan Asia. Softball Putra Jawa Timur sendiri, tercatat sebagai pemegang medali perak PON 2016.
" Secara teknis seharusnya team Jatim sekelas dengan team lainnya yang dalam satu pool seperti DKI, Sultra, Kalimantan Timur. Namun ternyata malah terisingkir dengan skor yang tidak mencerminkan pemegang perak PON 2016, " ucapnya. tom
Advertisement