Terbukti, Peserta Pelantikan di BKD Meninggal Akibat Covid
Kabar meninggalnya satu orang pengawas sekolah asal Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, akibat terpapar virus corona atau covid-19, akhirnya dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi. Laporan diterima dari tim yang ada di Mojokerto, pada Kamis 4 Juni 2020 malam.
Wahid menyampaikan, pengawas sekolah ini awalnya memiliki penyakit maag kronis sejak lama yang kemudian kambuh. Ketika diperiksa dan masuk rumah sakit pun divonis akibat penyakit lambung. Namun, saat dilakukan foto toraks baru diketahui ada flek di paru-parunya, dan dilanjutkan dengan swab tes.
"Dia memang perokok berat. Tetapi hasil tes swab juga positif," kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim itu.
Hal tersebut cukup mengagetkan bagi Wahid, sebab korban meninggal ini berdasarkan hasil dua kali rapid test dinyatakan non reaktif.
Kasus ini menjadi viral, sebab berdasarkan info yang tersebar melalui grup Whatsapp yang bersangkutan meninggal gara-gara Covid-19 pasca mengikuti prosesi pelantikan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim, pada 20 Mei 2020.
"Pelantikan tanggal 20 Mei, namun baru diketahui positif itu 3 Juni. Masuk rumah sakitnya tanggal 23 Mei 2020," rindi Wahid.
Hanya saja, sampai saat ini ia belum bisa memastikan apakah pengawas tersebut meninggal akibat mengikuti pelantikan atau tidak. Untuk memastikan itu, dia menginstruksikan seluruh peserta pelantikan melakukan rapid test.
Meski demikian, Wahid menegaskan, bahwa prosesi pelantikan yang dilakukan di BKD Jatim telah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Wahid menerangkan, sebelum para peserta pelantikan masuk ke dalam ruangan diharuskan mencuci tangan melalui tempat-tempat yang disediakan di depan pintu masuk.
Setelah itu para peserta menggunakan hand sanitizer yang diberikan oleh petugas yang berjalan. Kemudian ada pembagian masker dari petugas kepada peserta, serta ada pengaturan jarak 1-1,5 meter.
“Pelantikan pun berjalan sangat singkat hanya, 30 menit, setelah itu MC BKD Jatim selesai pelantikan mengumumkan agar segera meniggalkan ruang. Namun setelah itu ada yang meluapkan kegembiraannya berfoto dan mungkin supaya mudah dikenali, masker diturunkan atau dilepas. Ini yang harusnya tidak terjadi,” aku Wahid.