Terbebas Fitnah Dajjal, Al-Kahfi Sebelum Tidur, 10 Ayat Terawal
Surat Al-Kahfi ayat 1-10 dalam Al-Quran merupakan amalan yang paling sering dilakukan pada hari Jumat. Hal itu sesuai yang dianjurkan dalam tuntunan mengamalkannya. Meski begitu, Surat Al-Kahfi ayat 1-10 ini juga sangat baik dibaca dan diamalkan dalam kehidupan setiap hari sebelum memulai aktivitas atau sebelum tidur.
Mari kita perhatian hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (Saw) berikut.
Hadis Pertama
Dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha (wafat 13 Juli 678 M, Jannatul Baqi' Madinah), Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Maukah kalian aku beritahu sebuah surat yang keagungannya memenuhi apa saja yg di antara langit dan bumi, dan bagi penulisnya mendapatkan pahala semisal itu? Barang siapa membacanya pada hari Jumat, maka diampunilah dosanya antara dirinya hingga Jumat berikutnya, serta ditambah tiga hari berikutnya. Dan barangsiapa membaca lima ayat terakhir darinya, sebelum tidur, maka Allah akan membangunkannya pada bagian malam mana yang ia mau. Para sahabat menjawab: “ Mau ya Rasulullah”. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Surat Ashabul Kahfi”. (Hadits riwayat Al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawaih atau Imam Ibnu Mardawaih rahimahullah, 323 - 410 H / 934 - 1019 M).
Hadis Kedua
Dari Abu Sa'id Abu Abdurrahman Abu Ziad Abdullah bin Mughoffal bin 'Abdi Nahmi bin 'Afif Al-Muzani Radhiyallahu Anhu (Wafat 58 H / 678 M di Basrah), Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Rumah yg dibacakan Surat al-Kahfi di dalamnya tidak akan dimasuki syetan pada malam itu”. (HR Ibnu Marduwaih rahimahullah).
Hadis Ketiga
Imaduddin Abu Al-Fida Al-Hafizh Al-Muhaddits Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i atau Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat 18 Februari 1373 M Damaskus, Suriah) dalam kitab tafsirnya, mengungkapkan keutamaan Surat Al-Kahfi dan 10 ayat permulaan serta 10 ayat terakhirnya, bahwa ayat2 tsb merupakan tameng yg melindungi pembacanya dari fitnah Dajjal.
Pendapat Ulama
1. Imam Nawawi ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i
Menurut Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i atau Imam Nawawi rahimahullah (wafat 10 Desember 1277 M Nawa, Suriah), di awal surat tsb terdapat ayat-ayat yang menakjubkan. Siapa yg mau merenungkannya, niscaya ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.
2. Ahmad bin Muhammad bin Hambal
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Bin Idris Al Marwazi Al Baghdadi atau Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagai Imam Hambali rahimahullah (wafat 2 Agustus 855 M, Bagdad, Irak). Imam Ahmad mengatakan dari Madan ibnu Abu Talhah, dari Abu Darda, dari Nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda :
"Barang siapa yang hafal sepuluh ayat dari permulaan surat Al-Kahfi, dipelihara dari fitnah Dajjal".
3. Imam an-Nasai, Rahimahullah
Ahmad bin Syu'aib Al Khurasany atau Imam an-Nasai rahimahullah (wafat 28 Agustus 915 M, Mekkah) telah meriwayatkannya di dalam kitabnya yang berjudul Al-Yaum wal Lailah dari Muhammad ibnu Abdul Ala, dari Khalid, dari Syubah, dari Qatadah, dari Salim ibnu Abul Jad, dari Sauban, dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yg telah bersabda:
"Barang siapa yg membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, maka sesungguhnya hal itu menjadi pemelihara baginya dari (fitnah) Dajjal."
Sebagian ulama mengatakan, apabila orang yg menjaga 10 ayat tersebut, dijaga dari godaan Dajjal, sudah barang tentu akan lebih dijaga dari godaan yang lebih kecil daripada godaan Dajjal.
Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk membaca Surat Al Kahfi, paling tidak 10 ayat pertama surat tsb agar selamat dari zaman yang penuh fitnah.
Pengingat (Alarm) Bangun Tidur
Banyak orang yang menggunakan alarm agar bisa bangun tidur di waktu tertentu, sesuai jam yang diinginkan. Ini boleh saja, tapi kadang meskipun alarm tersebut sudah bunyi, namun tetap saja orangnya tidak bangun. Karena itu, sebaiknya baca amalan dan doa ini sebelum tidur, agar bisa bangun di waktu yang diinginkan.
Pertama, baca surah Al-Kahfi ayat 107-110 berikut :
Kedua, Setelah membaca ayat di atas, kemudian membaca doa berikut :
اللهُمَّ بِحَقِّ هَذِهِ الآياتِ الشَّرِيْفَةِ أَيْقِظْنِيْ فِيْ وَقْتِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ رُوْحِيْ بِيَدِكَ وَأَنْتَ تَتَوَفَّى اْلأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِمَّنْ يَذْكُرُكَ فَتَذْكُرُنِيْ وَأَسْتَغْفِرُكَ فَتَغْفِرُ لِيْ إِنَّكَ تَفْعَلُ مَا تَخْتَارُ وَتَحْكُمُ مَا تُرِيْدُ
Allahumma bi haqqi hazihil ayatis syarifati aiqidzni fi waqti kaza wa kaza …(sebutkan jam yang dikehendaki), fainna ruhi bi yadika wa anta tatawaffal anfusa hina mautiha wallati lam tamut fi manamiha. Allahummaj’alni mimman yuzkuruka fa tazkuruni wa astaghfiruka fa taghfiruli innaka taf’alu ma takhtaru wa tahkumu ma turidu.
Artinya:
"Ya Allah, dengan kebenaran ayat yang mulia ini, bangunkanlah aku di waktu ini..(sebutkan jam yang diinginkan), sesungguhnya ruhku ada di genggaman-Mu, Engkau mewafatkan jiwa saat matinya dan yang tidak mati pada waktu tidurnya. Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari orang yang mengingat-Mu dan Engkau mengingatku, dan aku memohon ampunan kepada-Mu dan Engkau mengampuni aku, sesungguhnya Engkau berbuat sesuatu yang Engkau pilih dan menetapkan sesuatu yang Engkau inginkan".
*) Dipetik dari Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi, Khodim Jamaah Sarinyala.
Penjelasan Surat Al-Kahfi Ayat 107-110
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal”.(QS. Al-Kahfi [18]:107).
”Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya”.(QS. Al-Kahfi [18]:108).
Katakanlah: “Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.(QS. Al-Kahfi [18]:109)
Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. (QS Al-Kahfi [18]:110)