Pengidap Kanker Nasofaring, Ini Terapi yang Dianjurkan
Data American Joint Committee on Cancer (AJCC) mengungkapkan, kesembuhan pasien kanker nasofaring (KNF) dapat dilihat berdasarkan stadiumnya.
Stadium I bisa lebih banyak presentase kesembuhannya sebesar 72 persen, stadium II 64 persen, stadium III 62 persen, dan stadium IV 38 persen.
"Semakin dini stadium kanker maka semakin besar kemungkinan angka keberhasilan terapi dan peluang kelangsungan hidup penderita tersebut," kata Dr. Yoke Surpri Marlina,Sp.Onk.Rad spesialis Onkologi Radiasi Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya.
Yoke menjelaskan, untuk terapi KNF sendiri hanya ada dua pilihan. Yaitu radiasi (untuk stadium awal), serta kemoradiasi (stadium lanjut).
Kata Yoke, radioterapi adalah terapi menggunakan radiasi sinar pengion yang bersumber dari energi radioaktif yang bertujuan untuk menghancurkan sel kanker.
KNF merupakan jenis kanker yang sangat sensitif terhadap radioterapi atau orang awam banyak mengenal sebagai terapi radiasi. Sehingga radioterapi menjadi pengobatan pilihan bagi sebagian besar penderita KNF.
"Terapi radiasi pada KNF dilakukan dengan prosedur radiasi eksternal dan brakiterapi bergantung dari stadium ketika datang kedokter. Brakiterapi banyak digunakan pada stadium dini dimana kanker atau lesi hanya terbatas pada daerah nasofaring, sementara radiasi eksterna digunakan untuk stadium lanjut dimana sudah ada keterlibatan kelenjar getah bening ataupun jaringan sekitar nasofaring," jelas Yoke.
Menurut, Yoke dalam beberapa kasus,
terapi radiasi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping dari prosedur ini adalah kulit kemerahan (hiperpigmentasi kulit), rambut rontok, dan mulut kering (xerostomia), ludah kental serta sariawan (stomatitis).
Terapi yang kedua yang harus dilakukan untuk KNF ialah kemoterapi. Kemoterapi Kemoterapi adalah pengobatan yang dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker.
"Pengobatan dapat diberikan melalui suntikan infus ke pembuluh darah. Pemberian kemoterapi pada kasus KNF dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitukemoterapi sebelum terapi radiasi dilakukan (Neoadjuvant chemotherapy), kemoterapi digabungkan dengan terapi radiasi (Concurrent chemoradiotherapy), kemoterapi setelah terapi radiasi dilakukan (Adjuvant chemotherapy)," ujarnya.
Setiap terapi tentu memiliki efek samping begitu pula dengan kemoterapi, Yoke mengatakan efek samping dari pemberian kemoterapi ini antara lain mual, rambut rontok, mulut kering. Karena letaknya yang berdekatan dengan struktur penting tubuh, yaitu dasar otak (basis cranial) maka tindakan pembedahan bukan merupakan pilihan dalam terapi pada KNF.
"Jika pun dilakukan pembedahan biasanya karena kasus yang kambuh (berulang). Itu pun hanya untuk pengangkatan kelenjar getah bening di leher dengan ukuran tertentu (ukuran kecil)," tandasnya.
Pertanyaan yang sering timbul adalah apakah KNF bisa sembuh? Secara medis, penyakit kanker tidak dikatakan sembuh. Remisi atau relaps adalah istilah yang digunakan. Remisi berarti pasien telah diterapi dan dievaluasi, dinyatakan tidak memiliki sel kanker di tubuhnya lagi.
Pada masa ini, pasien harus tetap kontrol teratur jangka waktu yang telah ditentukan, karena kekambuhan masih mungkin ditemukan.
Advertisement