Terapi Radiasi di AHCC di Tengah Pandemi Covid-19
Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya berupaya memberikan pelayanan perawatan kanker terintegrasi dalam satu atap, dengan menyediakan layanan efektif untuk hasil optimal.
Secara khusus AHCC mengolaborasikan perawatan termutakhir dengan ahli medis terpercaya dengan berbagai latar belakang medis.
Di AHCC penganganan pengobatan kanker dilakukan secara komprehensif. Setiap pasien mengawali program perawatan dengan analisa risiko kanker. Dilanjutkan dengan menentukan rencana pengobatan dan perawatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
Ada pendampingan khusus selama masa perawatan hingga masa-masa pemulihan.
Namun, berjuang menghadapi kanker di tengah pandemi Covid-19 merupakan tantangan tersendiri bagi pendamping maupun pasien penyandang kanker.
AHCC menghadirkan talkshow bersama dr Ulinta Purwati Pasaribu, Sp. Rad (K) Onk. Rad, spesialis Onkologi Radiasi AHCC.
Layanan edukatif seputar kanker dengan tema "Terapi Radiasi di Tengah Pandemi Covid-19" melalui siaran langsung di akun Facebook @adihusadacancercenter, pada Rabu 6 Mei 2020 pukul 15.00 WIB.
Pemerintah memang mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah serta melakukan social distancing dan physical distancing selama pandemi corona atau Covid-19. Meski demikian, pelayanan onkologi radiasi atau radioterapi di seluruh Indonesia tetap berjalan, termasuk di AHCC.
Selama Pelayanan onkologi radiasi atau radioterapi di seluruh Indonesia tetap berjalan. Salah satunya ialah Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya.
"Pasien kanker di AHCC tetap dilayani, terlebih bagi pasien yang sudah dijadwalkan menjalani terapi. Kalau terapi ditunda akan meningkatkan (jumlah kematian) dan morbiditas (angka kesakitan)," terang dokter Ulinta.
Apabila datang ke layanan onkologi radiasi, pasien dimohon memperhatikan aturan jarak antar pasien atau pengantar pasien minimal satu meter. Ingat, satu pasien hanya didampingi satu orang. Bila pasien atau pendampingnya batuk atau pilek harap menggunakan masker.
"Tetaplah berobat dan jangan lupa untuk menerapkan sosial distancing. Pasien kanker berisiko tinggi sehingga tetap dijaga agar tidak terinfeksi virus corona. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menyebar dari droplet (percikan saat batuk dan flu) serta kontak langsung.
Petugas harus paham SOP-nya, sarana dan prasarana kebersihan alat-alat, ruangan steril, dan APD yang digunakan disesuaikan dengan ruangan yang digunakan. Petugas juga harus melindungi dirinya," terang dokter Ulinta.
Seperti diketahui, lanjut dokter Ulinta, virus corona berbahaya bagi pasien dengan penyakit bawaaan diabetes, hipertensi, paru hingga kanker yang melakukan kemoterapi pasti imunitasnya menurun. Jangan sampai pasien AHCC terinfeksi.
"Gejala yang harus diwaspadi demam, batuk, pilek, suhu badan 38 derajat celsius. Setiap orang beda-beda daya tahan tubuhnya, ada tambahan gejala ruam di kulit," sambungnya.
Dokter Ulinta pun berpesan agar pasien kanker yang tengah menjalani radiasi di AHCC tidak khawatir berlebihan selama pandemi corona.
"Pelayanan untuk radiasi di seluruh Indonesia tidak berhenti, termasuk AHCC. Pasien merasa khawatir boleh tapi tidak perlu berlebihan. Yang harus kita lakukan ialah waspada. Petugas pakai masker, physical distancing, dan menjaga kebersihan. Kalau tidak pakai masker droplet bisa berceceran kalau sampai kena tangan lalu mengusap wajah dan mata maka bisa menular.
Kalau dalam kondisi sehat lebih baik di rumah saja, tapi kalau memang waktunya terapi lakukan sesuai jadwal dan harus memperhatikan protokol kesehatan. AHCC memperhatikan protokol kesehatan dengan setiap pergantian pasien dibersihkan dulu alat-alatnya sebelum pasien berikutnya melakukan terapi," terang dokter Ulinta.
Selama siaran langsung di Facebook tersebut dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan dengan physical distancing dan pakai masker.
Dikutip dari channel YouTube AHCC, radioterapi merupakan terapi menggunakan radiasi yang dibangkitkan oleh Linear Accelerator. Sebanyak 50-60 persen pasien kanker akan membutuhkan radioterapi sebagai modalitas tunggal maupun kombinasi dengan terapi lainnya, seperti pembedahan dan kemoterapi.
Radioterapi dijadwalkan selama lima hari dalam seminggu sesuai jumlah fraksi yang telah diberikan. Perawat akan menghubungi pasien sesuai jadwal radioterapi.
Konfirmasi kehadiran biasanya butuh waktu lima menit dengan menunjukkan kartu berobat pasien dan memakai gelang pasien.
Proses radioterapi per pasien berkisar 5-30 menit. Anda disarankan datang lebih awal untuk persiapan, seperti ganti pakaian dan melakukan pemeriksaan tensi darah.
Sambil menunggu antrean, pasien bisa menikmati fasilitas seperti WiFi, minibar, maupun membaca media cetak dan brosur seputar kanker.
Advertisement