Terancam Kemiskinan, Buruh Bakal Demo Lagi Bila BBM Tak Turun
Sejumlah massa buruh yang menggelar aksi demonstrasi akhirnya diminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk audiensi. Mereka menyebutkan sejumlah dampak buruk dari kenaikan BBM bersubsidi.
Perwakilan massa, Jazuli mengatakan, dalam audiensi tersebut Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, diwakili oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans).
Selain itu, ada juga Kepala Bakesbangpol Jatim, Heru Wahono Santoso; Dinas Sosial (Dinsos), Alwi; Kepala Satpol PP, M. Hadi Wawan Guntoro; serta Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Nyono.
Dalam audiensi itu, kata Jazuli, para buruh telah menyatakan, banyak dampak yang ditimbulkan dengan naiknya BBM subsidi. Salah satunya tingginya harga kebutuhan pokok.
“Harga seluruh kebutuhan pokok (tinggi), dan tentunya ini akan menggerus daya beli kita,” kata Jazuli, usai melakukan audiensi dengan Pemprov Jatim, Selasa, 6 September 2022.
Selain itu, lanjut dia, kenaikan BBM subsidi dapat menyebabkan bertambahnya kemiskinan dari sisi buruh. Mengingat, kenaikan inflasi yang hingga mencapai sekitar 15 persen. “Buruh yang bekerja di pabrik saat ini kondisinya adalah rentan miskin. Kalau ini didiamkan, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan jatuh miskin,” jelasnya.
Jazuli meminta agar Pemprov Jatim menyampaikan tuntutan tersebut ke pemerintah pusat. Apabila tidak, buruh akan kembali menggelar aksi unjuk rasa dalam waktu dekat. “Jangan sampai aksi-aksi berikutnya menimbulkan gelombang perlawanan balik rakyat. Agar tidak ada rakyat di Jatim utk menyuarakan hal yang sama,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo mengatakan Pemprov telah menerima sejumlah tuntutan dari perwakilan buruh saat menggelar audiensi. “Demikian beberapa kesepakatan yang sudah ditandangani bersama ini, oleh Pemprov Jatim,” kata Himawan.