Teologi Asy'ari di Era Kontemporer, Ini Penjelasan Ulama
Buku Menjadi Muslim Moderat (karya Dr. Mohammad Yunus Masrukhin) menjadi pembahasan menarik. Di samping para pematerinya adalah profesor dan doktor, sebagian peserta juga ada yang pakar Aqidah Asy'ariyah lulusan Timur Tengah.
Seperti Dr. Alvian Iqbal Zahasfan (Rais Syuriah PCI NU Maroko), Gus Muhammad Nora Burhanuddin (Ketua PCI NU Mesir), Dr. Abdul Wahab Ahmad (Pakar Aswaja dan Konsultan Azwaja) dan Ustadz Ma'ruf Khozin.
Sambil guyonan, Ustadz Ma'ruf Khozin, berkomentar, "Saya kuat-kuatkan dalam hati bahwa saya pun punya genealogi / keturunan ilmu Timur Tengah. Yaitu Abah saya adalah santri Rejoso Jombang, Jawa Timur, kemudian tabarruk nyantri lagi di Lasem, Jawa Tengah. Jadi Abah saya mondoknya di Jawa Timur dan Tengah. Kalau disingkat ya Timur Tengah."
Dijelaskan, Aswaja NU Center didirikan untuk membentengi umat Islam dari pemahaman di luar Ahlissunah. Saat ini yang paling gencar adalah Salafi. Memang selama ini konsentrasi Aswaja NU Center lebih banyak memberi porsi kepada aliran ini.
Lebih fokus ke tema-tema yang berkembang saat ini, dijelaskan Ustadz Ma'ruf Khozin, Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur sebagai berikut:
1. Imam Asy'ari jalur sanadnya melalui Mu'tazilah? Tidak betul. Sanad keilmuan Akidah beliau melalui ulama ahli hadis bernama Syekh Zakaria As-Saji dan salah satu ulama Syafi'iyah.
أَبُو الْحَسَنِ الْأَشْعَرِي الْبَصْرِي إِمَامُ الْمُتَكَلِّمِيْنَ وَنَاصِرُ سُنَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَالذَّابُّ عَنِ الدِّيْنِ وَالْمُصَحِّحُ لِعَقَائِدِ الْمُسْلِمِيْنَ مَولِدُهُ سَنَةَ سِتِّيْنَ وَمِائَتَيْنِ وَقِيْلَ سَنَةَ سَبْعِيْنَ أَخَذَ عِلْمَ الْكَلَامِ أَوَّلًا عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْجُبَائِي شَيْخِ الْمُعْتَزِلَةِ ثُمَّ فَارَقَهُ وَرَجَعَ عَنِ الْاِعْتِزَالِ وَأَظْهَرَ ذَلِكَ وَشَرَعَ فِي الرَّدِّ عَلَيْهِمْ وَالتَّصْنِيْفِ عَلَى خِلَافِهِمْ وَدَخَلَ بَغْدَادَ وَأَخَذَ عَنْ زَكَرِيَّا السَّاجِي وَغَيْرِهِ
Abu Hasan Al-Asy’ari, orang Basrah, pemimpin ulama ilmu Kalam, penolong sunah Nabi, pembela agama, yang mensahihkan akidah umat Islam. Lahir pada 260 H, ada yang mengatakan 270. Awalnya belajar ilmu Kalam kepada Abu Ali Al-Jubai, pemimpin Muktazilah. Lalu Abu Hasan Al-Asy’ari berpisah dengan gurunya dan keluar dari Muktazilah. Ia memperlihatkan hal itu dan mulai melakukan penolakan terhadap Muktazilah dan menulis kitab yang berbeda dengan mereka. Kemudian Abu Hasan Al-Asy’ari datang ke Baghdad dan belajar kepada Zakariya As-Saji dan lainnya (Syaikh Ibnu Qadhi Syuhbah, Thabaqat Asy-Syafiiyah 1/113)
Siapa Al-Hafidz Zakariya As-Saji Yang Menjadi Guru Imam Asy'ari?
Berikut penjelasan ulama ahli hadis Al-Hafidz Ibnu Hajar.
زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى بْنِ دَاوُدَ الْحَافِظُ أبُوْ يَحْيَى السَّاجِي الْبَصْرِي أَحَدُ الْأَثْبَاتِ مَا عَلِمْتُ فِيْهِ جَرْحًا أَصْلًا .... وَحَدَّثَ عَنْهُ (الساجي) أَيْضاً أبُوْ الْحَسَنِ الْأَشْعَرِي وَأَخَذَ عَنْهُ مَذَاهِبَ أَهْلِ اْلحَدِيْثِ
Zakariya bin Yahya bin Dawud, Al-Hafidz, Abu Yahya As-Saji, Al-Bashri, salah satu ulama yang kokoh. Saya tidak menemukan ulama yang menilai cacat sama sekali. Ulama yang mengambil ilmu dari As-Saji adalah Abu Hasan Al-Asy’ari. Ia mengambil darinya madzhab ahli hadis (Lisan Al-Mizan 2/488)
2. Mengapa Ulama Syafi'iyah Tidak Memilih Akidah Imam Syafi'i?
Ini pertanyaan aneh dari orang yang tidak mengerti sejarah. Sama seperti Masjid Istiqlal yang dibangun atas perintah Pak Karno, setelah jadi kokoh berdiri tiba-tiba hari ini ada yang bertanya: "Kenapa yang memerintah pembangunan Masjid Istiqlal bukan ulama. Ini kan Masjid. Ada apa dengan ulama di masa itu?"
Para ulama, tidak hanya dari Syafi'iyah, tetapi mayoritas madzhab memilih Akidah Imam Al-Asy'ari:
وَحَكَيْنَا لَكَ مَقَالَةَ الشَّيْخِ ابْنِ عَبْدِ السَّلَامِ وَمَنْ سَبَقَهُ إِلَى مِثْلِهَا وَتَلَاهُ عَلَى قَوْلِهَا حَيْثُ ذَكَرُوْا أَنَّ الشَّافِعِيَّةَ وَالْمَالِكِيَّةَ وَالْحَنَفِيَّةَ وَفُضَلَاءَ الْحَنَابِلَةِ أَشْعَرِيُّوْنَ ... وَمِنْ كَلَامِ ابْنِ عَسَاكِرَ حَافِظِ هَذِهِ الْأُمَّةِ الثِّقَةِ الثَّبْتِ هَلْ مِنَ الْفُقَهَاءِ الْحَنَفِيَّةِ وَالْمَالِكِيَّةِ وَالشَّافِعِيَّةِ إلَّا مُوَافِقٌ الْأَشْعَرِىَّ
Kami ceritakan kepadamu perkataan Syekh Ibnu Abdissalam dan pendahulunya yang sependapat, bahwa para ulama berkata: “Ulama Syafiiyah, Ulama Malikiyah, Ulama Hanafiyah dan Ulama Utama dari Madzhab Hanbali mereka adalah bermadzhab Asy’ari... Diantara perkataan Ibnu Asakir, ahli hadisnya umat Islam yang terpercaya dan kokoh, adalah: “Tidaklah ada ulama Ahli Fikih dari Madzhab Hanafi, Maliki dan Syafi’i kecuali sesuai dengan Asy’ari” (Thabaqat Asy-Syafiiyah Al-Kubra, 3/373)
Bersambung... (Tentang di Mana Allah?)
Advertisement