Tenun Ikat Jadi Pemikat Festival Nagi Tana, Keren Abis...
Seni Budaya Kabupaten Flores Timur (Flotim) Nusa Tenggara Timur unjuk gigi saat Festival Nagi Tana 2018. Festival yang digelar di Lapangan Felix Fernandez kota Larantuka itu sukses menampilkan Tenun Ikat dan Fashion Show Pakaian adat dari 19 Kecamatan di Flores Timur.
Festival Nagi Tana yang baru pertama kali digelar tersebut, memang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta warga pada nagi tana Flotim. Hal itu juga sebagai upaya untuk melestarikan pakaian adat ayang selama ini menjadi ciri khas budaya di Flotim.
"Setelah Peraturan Bupati tentang pemakaian pakaian adat sukses berjalan selama satu setengah tahun kebelakang. Saya semakin bangga ketika saya memakai pakaian ini oo9. Saya harap kebangaan itu juga ada untuk masyarakat Flotim," ujar Bupati Flores Timur Antonius Hebertus Gege Hadjon di Koata Larantuka.
Bupati Antonius juga menjelaskan, pariwisata di Flotim berbasis masyarakat. Pemerintah hanya mendukung. Hal tersebut yang nantinya bakal dinikmati sendiri hasilnya oleh masyarakat. Melestarikan kebudayaan dan pakaian adat adalah caranya. Disamping menjual destinasi wisata di Flotim yang sudah terkenal di mancanegara.
"Apa yang kita buat seluruhnya untuk masyarakat. Dan bakal berdampak pada pertumbuhan perekonomian bagi masyarakat. Terimakasih kepada Kementerian Pariwisata yang selalu mendukung kami untuk menjadikan Flotim terus berkembang," ujarnya.
Dikesempatan yang sama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flotim, Apolonia Corebima menambahkan, Festival Nagi Tana 2018 menjadi wadah bagi ruang generasi muda, untuk menjadi duta pariwisata Flotim. Serta mengangkat kain tenun Flotim yang dibuat langsung menjadi terkenal dan bisa menjadi trend fashion hingga dunia.
"Dengan beerbagai kegiatan seni dan budaya, Goalnya bisa dikenal dan menjadikan pariwisata menjadi sektor unggulan," ujarnya.
Festival Nagi Tana kali ini terasa sangat special, karena bertepatan dengan perayaan HUT Kabupaten Flotim ke-60. Selanjutnya terdapat acara pemilihan Oa Pariwisata Flores Timur 2019 dan acara hiburan sepanjang masa oleh D’Rippen Production pada tanggal 30 Desember 2018.
Pihak Kemenpar melalui Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata, Ricky Fauziyani menjelaskan, kemajuan budaya Indonesia merupakan tanggung jawab bersama. Terlebih budaya iti merupakan salah satu komponen penting kepariwisataan.
"Pariwisata kita berbasis budaya. Budaya bukan hanya maksudnya tari menari atau pertunjukan saja. Tapi juga tata nilai dasar yang menjadi falsafah hidup Indonesia. Makannya budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Kekayaan budaya kitalah yang selalu menjadi buruan para wisatawan mancanegara," ujarnya. (*)