Tentang Orang Durhaka, Munajat (Doa) Ali Zainal Abidin As-Sajjad
Sayyid Ali Zainal Abidin al-Sajjad, seorang di antara dzuriyah Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhahu (K.w.a.) yang amat wirai. Doa dan munajatnya sangat menyentuh hati.
Munajat Sayyid Ali Zainal Abidin al-Sajjad, dikenal sebagai Rintihan Suci Keluarga Nabi. Di antaranya, seperti dicatat KH Husein Muhammad berikut:
الهى وَقَفَ السَّائِلُونَ بِبَابِكَ وَلَاذَ الْفُقَرَآءُ بِجَنَابِكَ
وَقَفَتْ سَفِيْنَةُ الْمَسَاكَيْنِ عَلَى سَاحِلِ بَحْرِ كَرَمِكَ
يَرْجُونَ الْجَوَازَ إِلَى سَاحَةِ رَحْمَتِكَ وَنِعْمَتِكَ
إِلهِى إِنْ كُنْتَ لَا تُكْرِمُ فِى هَذَا الْعَالَمِ إِلاَّ مَنْ أَخْلَصَ لَكَ فِى عِبَادَتِهِ
فَمَنْ لِلْمُذْنِبِ اَلْمُقَصِّرِ إِذَا غَرَقَ فِى بَحْرِ ذُنُوبِهِ وَآثامِهِ ؟.
إِلهِى إِنْ كُنْتَ لَا تَرْحَمُ إِلاَّ الطَّائِعِيْنَ فَمَنْ لِلْعَاصِيْنَ ؟.
وَإِنْ كُنْتَ لَا تَقْبَلُ إِلاَّ الْعَامِلِيْنَ فَمَنْ لِلْمُقَصِّرِيْنَ؟.
Duhai Tuhanku,
Orang-orang yang meminta telah tiba di depan pintu-Mu
Orang-orang fakir telah berlindung di dekat-Mu
Perahu orang-orang miskin telah tiba
Di pantai lautan kemuliaan-Mu
Mereka berharap-harap bisa segera menyeberang
Menuju Kasih dan Anugerah-Mu
Tuhanku,
Jika saja Engkau tiada memuliakan
kecuali mereka yang setia dan tulus mengabdi kepada-Mu
Kepada siapa pendosa yang lalai memohon selamat
Ketika tenggelam dalam lautan dosa
Tuhanku
Jika Engkau tiada menyayangi
Kecuali mereka yang taat kepada-Mu
Siapakah yang akan menyayangi
Orang yang durhaka kepada-Mu
Jika Engkau tiada menerima
Kecuali mereka yang mematuhi perintah-Mu
Siapa lagikah yang akan menerima Orang-orang yang durhaka kepada-Mu
(Betapa indahnya doa ini/10.05.21-HM)
Kiai Husein Muhammad pun mempunyai renungan tersendiri, sebagai renungan untuk kondisi kita di zaman kini.
Suaramu Memantul dan tak Lenyap
Untuk selalu direnungkan bersama
Aku membuka lagi novel karya Elif Syafak, yang menghimpun 40 Kaedah Cinta ajaran Syams Tabrizi, sang sufi pengembara, kepada Maulana Jalaluddin Rumi. Judulnya "Qawa'id al-Isyq al-Arba'un".
Pada kaedah ke 26 Syamsi mengatakan :
القاعدة السادسة والعشرون:
لا ضرر ولا ضرار. كن رحيماً. لا تكن نماماً حتى لو كانت كلمات بريئة. لأن الكلمات التي تنبعث من أفواهنا لا تتلاشى بل تظل في الفضاء اللانهائي إلى ما لا نهاية، وستعود إلينا في الوقت المناسب. إن معاناة إنسان واحد تؤذينا جميعاً. وبهجة إنسان واحد تجعلنا جميعاً نبتسم.
"Jangan lukai dirimu dan jangan pula lukai orang lain. Jadilah penyayang. Jangan menghasut, meski dengan kata-kata/ucapan yang tampaknya tidak mengandung salah. Kata-kata yang keluar dari lidah kita tak akan lenyap tetapi akan terekam dalam ruang maya yang tak terbatas. Kata-kata itu pada saatnya akan datang kembali kepada kita. Penderitaan satu orang akan membuat kita semua sakit. Kegembiraan satu orang akan membuat kita semua tersenyum."
Ramadhan Berakhir
Hari Indah akan segera pergi
Hari- hari terakhir Ramadan,
Bagi jiwa yang tercerahkan
Dan diselimuti cahaya ilahi,
adalah hari-hari paling mendebarkan.
Ramadan, sang bulan terkasih
sebentar lagi akan segera pergi.
Kandil-kandil yang berkedip
Yang menghiasi masjid, khanaqah,
ribath dan zawiyah,
pada dini hari, akan diredupkan.
Ruang-ruang tempat sujud itu
akan menjadi temaram.
Para Malaikat, akan turun dan hadir di tempat-tempat itu dan mendoakan ampunan, rahmat dan membebaskan dosa bagi orang-orang yang tulus mencintai Tuhan
dan seluruh ciptaan Tuhan.
MUSIM SEMI SEBENTAR LAGI PULANG
Musim semi nan indah
dan semerbak aroma bunga nan wangi
akan segera pamit
Jiwa-jiwa yang mabuk berdebar dan bergetar
Menitikkan air mata perpisahan
O, musim yang manis,
Selamat jalan!
Selamat jalan!
Singgahlah ke taman ini esok hari
Para perindu menunggumu
Dalam harap dan cemas
Ramadan, Selamat Jalan
Aku selalui merindui mu
11.05.21/HM