Tentang Habib, Kiai Said: Saya Hormati Keturunan Rasulullah
“Saya hormat orang Arab, apalagi keturunan Rasulullah. Saya hormat Habib Luthfi, Habib Syech, hormat Habib Ali Kwitang, Habib Condet, saya cium tangan,” kata Kiai Said Aqil Siroj.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengaku, sebagaimana umumnya warga NU, ia adalah orang yang sangat menghormati orang Arab, apalagi para habib, keturunan Rasulullah SAW. Mereka adalah orang-orang yang berperan dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam di Indonesia.
“Saya hormat orang Arab, apalagi keturunan Rasulullah. Saya hormat Habib Luthfi, Habib Syech, hormat Habib Ali Kwitang, Habib Condet, saya cium tangan,” katanya dalam siaran pers diterima ngopibareng.id, Selasa (22/5/2018).
Kata kiai asal Cirebon ini memberi catatan bahwa dirinya menghormati habib yang sesuai dengan watak, perilaku Rasulullah SAW.
“Turunan Rasulullah sebagaimana Rasulullah. Tidak pernah mencaci maki orang. Tidak pernah sangar. Tidak menghasut dan provokasi,” lanjutnya.
Dalam hadits, kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqofah ini menyebutkan bahwa gambaran Rasulullah itu bermuka senyum, ramah, dan simpatik.
Ia mengaku telah membaca bolak-balik sejarah Islam. Hasilnya, tidak pernah menjumpai sikap Nabi Muhammad yang menolerir kekerasan, apalagi membakar ibadah non-Muslim.
“Hatta Sayidina Umar yang galak itu,” tegasnya.
Ketika Sayidina Umar bin Khatab, terangnya, dan pasaukan Islam tiba di Palestina, ia memasuki sebuah gereja. Kemudian saat ia masih di dalam, tibalah azan ashar. Ketika hendak mendirikan shalat, ia keluar dari gereja itu.
“Kenapa tidak shalat di dalam saja?” tanya salah seorang pasukannya waktu itu.
“Saya khawatir kalau saya shalat di dalam gereja, umat islam yang akan datang merebut gereja ini dengan alasana bekas shalatnya Umar,” jawab Umar.
Kiai Said menganjurkan agar umat Islam membaca sejara Nabi Muhammad dan para sahabatanya dengan cermat.
Kesaksian Asisten
Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj memiliki kegiatan yang sangat padat. Acara yang dihadiri pun bervariasi, mulai dari pelantikan pengurus NU dari tingkat cabang hingga wilayah, pengajian, seminar, sampai acara pernikahan.
Kegiatan tersebut tempatnya tidak hanya acara di dalam kota, tetapi juga di luar kota, tak jarang di desa, bahkan luar negeri. Oleh karena itu, butuh tubuh yang kuat dan semangat yang tinggi untuk menghadiri acara-acara tersebut.
Sekretaris pribadi KH Said Aqil Siroj Muhammad Sofwan menuturkan, Kiai Said memiliki fisik yang luar biasa. “Tubuh Kiai Said kuat. Mobilitasnya tinggi,” kata Sofwan.
Dalam satu hari, cerita Sofwan, Kiai Said bisa menghadiri acara di beberapa tempat. Bahkan, sehari ia pernah melakukan lima kali perjalanan pesawat. Saking padat aktivitasnya, lanjut Sofwan, Kiai Said memiliki tiga kamar, yaitu kamar di rumah, di mobil, dan di pesawat.
“Penerbangan paling padat itu lima kali sehari. (Penerbangan) Surabaya ke Batam, Batam-Medan, Medan-Aceh, Aceh-Pidi, dan Aceh-Jakarta. Ini terjadi saat kejadian bencana Pidi (Aceh),” jelasnya.
Menurut Sofwan, Kiai Said tidak menganggap simbol-simbol kearaban sebagai simbol kesalehan. Namun demikian, ia sangat hormat dan bahkan tidak segan-segan untuk mencium tangan seorang habib yang notabennya adalah keturunan Arab.
“Beliau sangat hormat dengan habaib yang berilmu dan berakhlak seperti Habib Luthfi. Beliau juga mencium tangan Habib Luthfi dan bahkan duduk di bawah (sementara Habib Luthfi duduk di kursi),” terangnya.
Sisi lain yang tidak banyak orang tahu tentang Kiai Said, lanjut Sofwan, adalah ia memiliki kekuatan hafalan yang sangat tinggi. Ia bisa hafal meski hanya baru sekali membaca sebuah buku, terutama bidang sejarah.
“Ingatan beliau sangat luar biasa. Riyadlohnya (latian menghafalnya) ya dari kebiasaan dzikir (yang dilakukan sehari-hari), ” katanya. (adi)