Tentang Dr. Mahmud, Ahli Bedah Syaraf di Kediri yang Meninggal
Seorang wartawati di Kediri, Jawa Timur, kemarin menulis di akun Facebook.
"Utami, itu pasien hidrosefalus yang kamu muat alamatnya mana? Suruh bawa ke Gambiran (RSUD Gambiran, Kediri - red). Nanti tak operasi. Tak kasih selang gratis. Dia masih bisa sembuh" Kata dr Mahmud di ujung telepon pada suatu siang. Itu hanya salah satu contoh kebaikannya. Beberapa kali membaca berita ttg pasien yang miskin dan kesulitan berobat, dokter spesialis syaraf senior itu memang tergerak hatinya untuk membantu. Tak meminta untuk diliput. Berkat kepiawaian pria yang ramah dan baik ini, entah sudah berapa nyawa yang terselamatkan. Beberapa kali dia berbagi foto tentang keberhasilannya menyelesaikan pembedahan pasien kecelakaan yang tergolong sangat parah. Berpesan agar foto tak dipublikasikan. Hanya untuk berbagi kelegaan. Jika ada beberapa dokter yang "alergi" kepada wartawan, dia termasuk salah satu dari beberapa dokter spesialis yang dengan sangat sabar menjawab cecaran pertanyaanku. Bahkan, kadang tanpa diminta justru memberi penjelasan secara detail. Memberi kuliah singkat istilah-istilah kedokteran. Satu jam yang lalu kabar duka itu datang. Kau berpulang. Seperti saat kau menangani pasien-pasienmu, aku yakin engkau telah cukup berjuang. Selamat jalan Dok, Semoga husnul khatimah. Semoga Alloh Swt memberimu tempat yang terbaik. Aku bersaksi atas banyak kebaikanmu di dunia... Begitu tulis wartawati itu, di akunnya, Sutam Adjsk.Ya....dokter Machmud SpBS yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri, Jawa Timur, kemarin meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan tim medis karena terpapar virus corona atau COVID-19.
"Kami kehilangan salah satu dokter terbaik di sini," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima di Kediri, Rabu malam.
Menurut dr Fauzan yang juga Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri ini, Dr Machmud meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo Surabaya, Rabu malam, pukul 20.40 WIB.
Dr Machmud sempat menjalani perawatan selama kurang lebih tiga pekan setelah terpapar COVID-19. Ia dinyatakan positif terjangkit COVID-19 pada 20 Agustus 2020 dan tercatat sebagai kasus ke-131 di Kota Kediri.(nis/fen)
Advertisement