Tengkleng Sate Kambing Mbak Diah, Enaknya Belum Nemu Tandingan
Saya baru percaya bahwa tengkleng terenak ada di Solo. Setelah menemukan Tengkleng Sate Mbak Diah di Tanjung Anom, Solo Baru.
Tak hanya rasa masakannya yang maknyus. Tapi juga tempatnya yang luas, nyaman, dan pelayanan yang prima. Parkir dan aksesnya pun gampang.
Pagi itu hari terakhir di Solo. Sebelum kembali ke Surabaya dengan kereta Argo Wilis sore hari. Dengan para sesepuh RS Mata Undaan.
Sungguh ini klimaks dari pencarian kuliner autentik di kota asal Presiden Joko Widodo. Di kota yang terkenal dengan Serabi dan aneka soto.
Saya berterima kasih kepada kawan saya CEO Omkicau.com Duto Sri Cahyono. Kawan satu kamar kost saat kuliah bersama di Jurusan Komunikasi Fisipol UGM.
Dia memang tinggal di Solo. Setelah beberapa tahun bekerja di sebuah koran di Semarang paska lulus kuliah. Juga sempat menjadi redaktur koran yang berbasis di Solo.
"Kalau pingin tengkleng enak dengan tempat yang nyaman, datanglah ke Solo Baru. Ke tempat Mbak Diah," katanya saat saya bersambang kepadanya.
Maka hari itu tak ada tujuan lain untuk makan siang selain ke tempat Mbak Diah. Usai mampir lihat-lihat batik di Laweyan, kami langsung meluncur ke sana.
Karena pengalaman sebelumnya yang tak kebagian tempat, maka kita order tempat sebelumnya. Tengkleng Sate Mbak Diah baru buka jam 11.00.
Begitu jamnya tiba, kami sudah datang di warungnya. Sudah rame sekali pengunjungnya. Banyak mobil sudah terparkir di lahan parkir yang luas.
Warung itu tidak di pinggir jalan besar. Masuk gang yang cukup untuk lewat bus. Sekitar 200 meter dari jalan raya. Gampang sekali jangkauannya.
"Sebetulnya kami mulai buka jam 9.00. Namun karena hari ini ada pesanan 20 kuali tengkleng, kami baru bisa buka jam 11.00," kata Mbak Diah.
Perempuan setengah baya berjilbab itu melayani sendiri pesanan di belakang tiga kuali besar berisi tengkleng. Dibantu sejumlah asistennya.
Pelayanannya cepat. Begitu sampai langsung ada pelayan yang nyamperi. Mencatat pesanan apa saja yang diinginkan pelanggan.
Tengkleng Sate Mbak Diah menyediakan sejumlah menu berbahan kambing. Tengkleng, tongseng, dan sate.
Ada tengkleng sunsum, tengkleng kepala dan otak, serta tengkleng jerohan. Semuanya disajikan dalam keadaan panas.
Sedangkan sate ada sate daging, sate buntel, sate hati, dan sate campur. Setiap porsi sate terdiri 6 tusuk. Sedangkan sate buntel berisi 2 biji.
Hanya satu jenis bumbu. Bumbu kecap. Tentu dengan campuran irisan kobis atau kol dan bawang merah. Sambal disediakan sendiri. Tidak langsung dicampur.
Baik sate buntel maupun dagingnya sangat empuk. Bumbunya juga amat terasa. Tak ada alot sedikit pun.
Tengklengnya wow. Bumbu tengkleng otak, balungan, dan jerohan terasa meresap sampai ke dalam. Empuk alias gamoh, kata orang Surabaya.
Jika umumnya tengkleng dibikin tanpa santan, ada rasa santan di tengkleng Mbak Diah. Tapi kuahnya encer dan gurih. Tidak kental seperti gulai.
"Saya tak pernah makan begitu semangat seperti ini. Rasanya tak ingin berhenti," kata Doelatif, Ketua perhimpunan pemilik RSMU yang sudah berusia 77 tahun.
Ia pun tak sungkan minta tambah nasi, tengkleng dan satenya. Hampir semua jenis sate dan tengkleng dicobanya.
Dibanding dengan tengkleng dan sate yang pernah saya rasakan, nilainya antara 9 sampai 10. Apalagi nasinya juga oke. Hangat dan punel.
Sayang, saya tak bisa merasakan nikmatnya tengkleng sunsum yang juga jadi andalan. Sudah keburu habis saat dipesan.
"Resep tengkleng dan sate ini saya peroleh dari eyang saya. Tentu dengan beberapa pengembangan temuan saya," kata Mbak Diah.
Enaknya tengkleng sate Mbak Diah juga bisa diukur jumlah kambing yang disembelih setiap harinya. Disebutkan, dalam sehari rata-rata habis 36 sampai 40 kambing muda.
Dia cerita kalau memulai usaha warung tengkleng dan sate sejak tahun 1993. Awalnya berjualan di kaki lima. Baru pindah di warung Tanjung Anom sejak 2006 lalu.
Sejumlah pejabat tinggi negara tampak pernah mencicipi tengkleng sate Mbak Diah. Mulai Wapres Jusuf Kalla dan para menterinya. Tampak foto JK ikut mengaduk tengkleng dipajang.
"Yang paling sering Pak Ganjar Pranowo. Setiap ke Solo, Pak Ganjar pasti ke sini," kata Mbak Diah bangga. Ganjar adalah Gubernur Jawa Tengah.
Kepada ngopibareng.id, Ganjar membenarkan penuturan Mbak Diah. "Badalaaa...uenake. Sugeng dahar," katanya melalui whatsapp dengan emoji tertawa. (arif afandi)
Advertisement