Tenaga PPPK Guru Banyuwangi Dibekali Literasi Keuangan, Cegah Terjerat Pinjol dan Judi Online
Pemkab Banyuwangi memberikan edukasi literasi keuangan pada kalangan aparatur sipil negara (ASN). Kegiatan ini untuk mencegah risiko ASN terjerat pinjaman online (pinjol). Kegiatan ini diikuti ratusan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dari unsur guru.
Kegiatan ini dilaksanakan di aula Korwilkersatdik Kecamatan Rogojampi, Kamis, 4 Juli 2024. Pemkab menggandeng salah satu perbankan untuk memberikan edukasi pengelolaan keuangan kepada ratusan PPPK yang hadir.
"Dengan edukasi literasi keuangan ini, kami berharap para PPPK dapat mengelola keuangannya secara lebih baik," jelas Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Jumat, 5 Juli 2024.
Ipuk meminta para tenaga PPPK lebih bijak dalam menggunakan gaji. Sehingga tidak terjebak dalam jerat pinjol yang bunganya mencekik.
Sebab, menurutnya, apabila setiap hari dikejar-kejar tagihan pinjol, guru-guru tidak akan bisa maksimal dalam bekerja. Jadi dengan edukasi ini, kami ingin mereka bisa menggunakan pendapatannya untuk hal-hal yang tepat dibutuhkan.
"Sehingga bisa berfokus untuk bekerja mengajar para anak didik di sekolah masing-masing," terangnya.
Ditegaskannya, para tenaga PPPK tidak bergaya hidup secara hedonis. Apalagi hidup bermewah-mewahan hingga dipamerkan di media sosial.
Menurutnya, boleh saja Guru 'menyekolahkan" SK-nya. Asalkan digunakan untuk hal-hal yang produktif.
Yang tidak kalah membahayakan, menurut Ipuk adalah judi online. Dampak judi online menurutnya sangat bagi siapapun yang terjerat. Judi online juga bisa membuat pelakunya berurusan dengan hukum. Bahkan ada pelaku judi online yang berakhir tragis.
"Kami berharap kontrak PPPK bapak-ibu sekalian bisa diperpanjang nantinya berkat kinerja baiknya. Jangan sampai, kontrak ini terputus karena hal-hal yang sepele," ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno menambahkan, sekitar tiga ribu dari lima ribuan guru non-PNS di Banyuwangi telah diangkat menjadi PPPK. Edukasi literasi keuangan diberikan agar para guru dapat bijak dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran masing-masing.
Suratno menyebut, selain pinjol dan judi online, risiko lain yang perlu diantisipasi adalah investasi bodong. Menurutnya,beberapa ASN di Banyuwangi, termasuk guru, pernah tertipu investasi tersebut dengan berbagai modus.
"Kami ingin memberikan bekal kepada para guru supaya mereka bisa mengatur keuangan secara baik, sehingga bisa nyaman dan lancar dalam bekerja mendidik anak-anak kita," ujarnya.