Tenaga Pendidikan Diminta Gotong Royong Atasi Anak Tidak Sekolah
Para tenaga pendidikan diminta bergotong royong dan berperan aktif dalam upaya pengentasan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Banyuwangi. Langkah ini harus dilakukan untuk mendukung program Pemkab Banyuwangi untuk menurunkan angka ATS.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, ada beberapa kategori ATS, yakni anak putus sekolah, tidak melanjutkan sekolah, dan anak yang sama sekali memang belum pernah bersekolah. Ipuk menegaskan, salah satu masalah pendidikan yang terus digenjot adalah penurunan ATS.
“Kami mengapresiasi kepada semua pihak yang sama-sama bahu membahu telah melakukan penetrasi signifikan dalam menurunkan jumlah anak tidak sekolah ini,” terangnya.
Hingga 26 Januari 2024, terdata ada 2.909 anak masuk kategori ATS. Jumlah ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan data per September 2023 sebanyak 5.420 anak.
Ipuk mengajak seluruh stake holder pendidikan untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap masalah ATS ini. Jika ada anak-anak, termasuk anak-anak difabel, yang tidak bersekolah, harus segera diinformasikan dan dikoordinasikan dengan kepala desa, lurah, atau camat setempat agar bisa segera ditangani.
“Jangan sampai ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Semua harus mendapatkan hak pendidikan,” tegasnya.
Selain masalah ATS, Ipuk berpesan para Korwildik dan Pengawas Pendidikan ikut mendukung program pembangunan pemkab yang lain. Seperti program penanganan stunting, lansia miskin sebatang kara, serta masalah sosial lainnya.
Dijelaskannya, untuk mendukung peningkatan SDM dan IPM, Banyuwangi telah meluncurkan berbagai program di sektor pendidikan. Diantaranya, beasiswa Banyuwangi Cerdas, uang saku dan uang transportasi bagi siswa kurang mampu yang berprestasi. Ada juga beasiswa khusus difabel dan penghafal Alquran.
Ada juga program Siswa Asuh Sebaya (SAS). Pada program SAS ini siswa yang berkecukupan menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membantu siswa lain yang membutuhkan. Berikutnya ada Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) yang membantu anak-anak putus sekolah untuk kembali ke bangku sekolah maupun melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
“Pemkab sudah memiliki banyak program yang memang disiapkan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Cukup bantu kami untuk menemukan dan segera laporkan, kami banyak program untuk masalah ini,” tutur bupati.
Advertisement