Temuan Tim Peneliti NU, Jamu Anti-Virus Corona Sembuhkan 3 Pasien
Tim Peneliti dan Penemu Independen Afiliasi Nahdatul Ulama (TPPI-ANU) berhasil menemukan jamu anti-virus Corona. Jamu tersebut dinyatakan telah lolos uji kilinis dan diklaim berhasil menyembuhkan pasien positif Corona.
TPPI-ANU merupakan kumpulan peneliti dan penemu Nahdliyin yang berasal dari Forum Pondok Pesantren (FPP) Jawa Barat, PW Pergunu Jawa Barat, HISSNU (Himmah Silaturrahim Santri Nusantara) Jawa Barat dan Pesantren Pagelaran 3 Subang.
“TPPI-ANU dibentuk pada Januari 2020 yang bertujuan menemukan ramuan herbal untuk pengobatan penyakit-penyakit yang belum ada obatnya saat ini, seperti lupus, HIV/AIDS dan lain-lain,” kata Ketua I TPPI-ANU Asep Rukmana, dalam keterangan dikutip Kamis 21 Mei 2020.
Menurutnya, jamu yang diberi nama AVC atau Jamu Anti Corona telah berhasil menyembuhkan tiga pasien positif Corona yang di karantina mandiri di BPSDM dan Rumah Sakit Dustira Cimahi Jawa Barat.
“Alhamdulillah, setelah tiga hari pengobatan dengan intens menggunakan jamu AVC ini, hasilnya 100% berhasil karena 3 pasien tersebut dipastikan negatif pada tes Swab ke-1 dan ke-2,” ujar Asep Rukmana.
Menurut Asep, uji klinis dilakukan timnya tidak berhenti sampai di situ, Uji klinis kedua juga dilakukan di rumah sakit tempat dilaksanakannya penelitian.
Hal ini langsung disaksikan oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, yang kemudian dilanjutkan dengan paparan kepada Biro Pelayanan dan Pengembangan Sosial (Yanbangsos) dan Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Barat pada 21 April 2020.
“Setelah itu, kami melakukan uji pencegahan kepada pejabat ASN Pemprov Jawa Barat yang secara sukarela menggunakan jamu AVC ini. Baru kemudian kepada 3 pasien Covid-19,” tuturnya.
Asep menerangkan Jamu AVC ini 100 persen berbahan alami, dan diyakini tanpa efek samping dalam penggunaannya. Karenanya itu, dia dan timnya berharap BPOM di Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional (Kestrad) Kementerian Kesehatan bisa segera memberikan lisensi edar, agar jamu tersebut bisa segera digunakan untuk mencegah dan mengobati Covid-19 di Indonesia.
“Adalah harapan kita semua agar badai pandemi ini segera berlalu, dan kita bisa kembali memaknai hari-hari kita secara lebih optimistis lagi ke depan,” tegas Asep.
Advertisement