Temuan Harian Turun, Penyebaran PMK di Banyuwangi Mulai Melandai
Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Banyuwangi mulai terkendali. Angka penularan harian turun drastis. Kondisi ini dipengaruhi penutupan lalu lintas ternak dan kedisiplinan dan kepedulian masyarakat dalam penanganan PMK
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto menyatakan, saat ini penyebaran PMK di Banyuwangi sudah agak melandai. Setidaknya ini terlihat dari jumlah temuan kasus harian.
"Hari ini kasus paling banter sekitar 40 ekor per hari. Kalau hari-hari pertama sampai 100 ekor per hari," jelasnya, Kamis, 7 Juli 2022.
Dia menjelaskan, saat ini, masyarakat Banyuwangi khususnya pemilik ternak sangat peduli dengan kesehatan hewan. Di masa penyebaran wabah PMK ini, mereka tidak menjual atau membeli ternak baru. Orang juga tidak berkunjung ke kandang ternak, khususnya ternak yang terjangkit PMK.
"Alhamdulillah dengan kepedulian masyarakat yang tinggi, kasus menurun," tegasnya.
Saat ini, lanjutnya, jumlah hewan yang positif terjangkit PMK sekitar 1.900 ekor. Dari jumlah itu sekitar 500 atau 22 persen telah dinyatakan sembuh, sementara yang mati sebanyak sembilan ekor. Wilayah yang terbanyak terjangkit adalah Kecamatan Tegaldlimo dan Muncar.
"Kecamatan Kalipuro juga sempat tinggi. Saat ini sudah menurun," jelasnya.
Dia menyebut, sejauh ini di Banyuwangi PMK hanya ditemukan pada sapi saja. Untuk hewan lainnya seperti kambing dan domba belum ditemukan.
"Kami berharap semoga tidak ditemukan pada kambing atau domba," tegasnya.
Mengenai vaksinasi PMK, menurutnya terus berjalan hingga saat ini. Tahap pertama 3.300 dosis sudah terselesaikan seluruhnya. Hari ini Banyuwangi mendapatkan tambahan 2.500 dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Saat ini sedang berjalan pelaksanaannya (vaksinasi)," tegasnya.