Tempe Langka, Begini Strategi Ibu Rumah Tangga di Surabaya
Naiknya harga kedelai impor dirasakan oleh ibu rumah tangga di Surabaya. Kurniawati, yang tinggal di kawasan Ploso, menceritakan, cukup kaget karena tempe dan tahu yang biasa ia konsumsi setiap hari menghilang dari pasaran. Ia pun memutar otak guna mengganti lauk tempe sesuai dengan anggaran belanjanya.
"Tadi pagi belanja, tapi semua pedagang tidak ada yang jual tempe dan tahu. Katanya mogok sampek 3 hari," ujar perempuan 38 tahun ini.
Sebenarnya, aksi mogok produksi tempe dan tahu ini sudah ia dengar dari pedagang pasar beberapa hari lalu. Karena hal ini, ia mengaku harus menambah uang belanjanya untuk membeli lauk yang lain.
"Sudah tahu sebenarnya, pedagang sudah banyak yang ngomong waktu belanja. Kalau gak ada begini susah, uang belanja harus nambah karena harus belanja ikan lainnya. Biasanya Rp 2000 sudah dapat lauk tempe, sekarang harus nambah buat beli telur atau ikan lainnya," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan ibu muda Nindi Ayu, perempuan berusia 23 tahun ini juga harus menambah uang belanjaannya sekian puluh ribu untuk membeli lauk lainnya. "Iya tadi cari tempe atau tahu, tapi gak ada yang jual jadi beli lele. Ya, nambah uang belanja aja," kata Nindi.
Ia pun berharap, tempe dan tahu segera ada kembali. Karena dua makanan ini merupakan makanan wajib setiap orang. "Semoga cepat ada lagi. Bingung juga kalau gak ada. Ini kan makanan yang biasanya mesti ada di rumah. Jadi kalau gak ada, gak enak," tuturnya.
Dari pantauan Ngopibareng.id, di beberapa pasar di Surabaya. Semua pedagang memang kompak tidak menjual tempe dan tahu karena perajin tempe sedang demo. "Tempe dan tahu tidak ada, sampai tiga hari ke depan. Dari seminggu kemarin sudah diberi tahu kalau mau mogok sama bosnya (membuat tempe)," ujar Nurhadi, pedagang Pasar Gresikan Surabaya.
Sejak kemarin harga tempe memang mengalami kenaikan ungkapnya, dari harga beli Rp 2.000 menjadi Rp 2.500. Begitu pula di Pasar Jalan Kepala, penjual tempe dan tahu hanya menjual stok yang ada dan itu pun sedikit.
"Tadi pagi jual tapi sedikit, langsung habis. Sebelum jual sudah ada yang nunggu, karena memang banyak langganan di sini. Buka jam 7, setengah 7 sudah habis tempenya rebutan," kata Sayyin.