Tempatkan Neymar Penendang Terakhir, Klinsmann Salahkan Tite
Mantan bintang dan pelatih Timnas Jerman, Jurgen Klinsmann menilai manajer Brasil Tite melakukan kesalahan mendasar dalam kekalahan adu penalti mereka di tangan Kroasia, dengan menempatkan Neymar sebagai eksekutor terakhir.
Superstar PSG itu sempat menempatkan timnya di empat besar lewat gol individu yang sensasional di akhir 15 pertama perpanjangan waktu.
Tapi kegembiraan menyambut gol yang membuat Neymar menyamai rekor gol Brasil sepanjang masa milik Pele hanya berumur pendek ketika Bruno Petkovic menyamakan kedudukan lewat tembakan tepat sasaran pertama Kroasia, hanya tiga menit menjelang waktu normal berakhir.
Kroasia mengalahkan Jepang melalui adu penalti di babak sebelumnya. Kemudian mereka kembali lolos ke semifinal Piala Dunia kedua berturut-turut setelah kiper Dominik Livakovic tampil gemilang dengan menggagalkan tembakan tiga pemain Brasil.
Sementara empat algojo Kroasia, Nikola Vlasic, Luka Modric, Lovro Majer dan Mislav Orsic semuanya sukses menjaringkan bola dari titik putih. Sehingga Neymar yang dilplot sebagai eksekutor terakhir hanya melihat para pemain Kroasia berpesta.
“Mereka jelas mereka (Brasil) memiliki pendekatan yang berbeda dari seorang manajernya. Dalam beberapa tahun terakhir Anda selalu melihat penendang penalti terbaik mengambil yang pertama,” ujar mantan pemenang Piala Dunia Jurgen Klinsmann mengatakan kepada BBC.
“Pengaturan itu pada dasarnya jangan menempatkan dia untuk yang kelima, karena dia mungkin tidak mendapat kesempatan untuk menendang.”
“Nemyar akan menjadi yang pertama bagi saya. Atur saja nadanya, cetak skor pertama dan tenangkan semua orang.”
Menurutnya, momentum berubah arah untuk Kroasia ketika Bruno Petkovic menyamakan kedudukan di menit terakhir babak tambahan waktu.
“Apa yang terlintas dalam pikiran Anda jika Anda adalah pemain Brasil. Anda tiba-tiba menjadi takut, seluruh bangsa mengharapkan Anda untuk mencapai semi final dan kemudian Anda mulai panik dalam pikiran Anda.”
Menurutnya, semua menjadi gugup saat penendang pertama gagal menjalankan tugasnya. Kepanikan melanda semua anggota tim, sehingga menimbulkan kegugupan pada pemain lainnya.