Tempat ngaji Koesno Sosrodihardjo (Sukano kecil)
Di kawasan di Jalan Lawang Seketeng Gang IV atau Gang Ponten RT 6 RW 15 Kelurahan Peneleh Kecamatan Genteng, Surabaya terdapat mushola yang berusia 127 tahun. Seluruh bangunannya terbuat dari kayu jati tua. Mushola yang terletak di lantai 2 itu disebut Langgar Dukur oleh warga sekitar.
Berada di tengah permukiman dan gang-gang sempit. Tak banyak yang tahu meski lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Jalan Peneleh. Dari luar saja, musala tersebut sudah menunjukkan ciri arsitektur yang tak biasa. Tembok terbuat dari kayu jati dan bagian luarnya ditempeli potongan kayu. Persis sisik ikan.
Bangunan Langgar Dukur terdiri atas dua lantai. Lantai 1 difungsikan sebagai balai pertemuan warga, sedangkan lantai 2 digunakan untuk salat. Untuk menuju lantai 2, orang harus melewati tujuh anak tangga kayu dengan gaya miring.
Di dalam Langar Dukur kayu terdapat payonan mimbar bentuknya segitiga terpasang menggantung didinding setinggi 2 meter. Dari mimbar itulah, sejarah pendirian Langgar Dukur Kayu dapat diketahui. Tahun pendiriannya terpatri di tengah mimbar. Bertuliskan huruf Arab pegon dengan kalimat berbahasa Jawa: awitipun jumeneng puniko langgar tahun 1893 sasi setunggal. Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia memiliki makna, pembangunan langgar dimulai pada Januari 1893.
Selain itu, di dalam Langgar Dukur Kayu juga ada Alquran yang memiliki usia yang tidak kalah tuanya. Alquran itu bersampul kulit yang ditulis dengan tangan bertanda air Kerajaan Belanda. Alquran kuno yang unik dan bersejarah itu kini menjadi daya tarik banyak wisatawan yang berkunjung ke kampung Lawang Seketeng. Lebih dari itu, Alquran ini memiliki sejumlah keunikan. Di setiap lembar halaman kitab suci tersebut memiliki cap pemerintahan Belanda. Cap tersebut hanya bisa dilihat jika disorot menggunakan lampu atau sumber cahaya. Setiap lembarnya memiliki tanda atau cap yang berbeda-beda.
Beberapa benda seperti dinding kayu sisik, daun pintu dan cendela dengan engsel kuno, tombak, serta kentongan yang ada di bangunan Langgar Dukuh Kayu merupakan saksi bisu bahwa tempat ini pernah dipakai mengaji Koesno Sosrodihardjo (Sukano kecil). Termasuk menjadi lokasi para pahlawan seperti HOS Cokroaminoto saat berunding dengan tokoh bangsa lainnya di masa pra kemerdekaan atau masa penjajahan. (Erfan Hazransyah/ngopibareng.id)