Tembakkan Dua Rudal Jarak Pendek, Korea Utara Disorot AS
Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek pada akhir pekan. Demikian kata para pejabat Amerika Serikat (AS) pada Selasa 23 Maret 2021. Namun, Washington mengecilkan uji coba pertama di bawah pemerintahan Joe Biden.
Di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, Amerika Serikat masih terbuka untuk berdialog dengan Pyongyang.
Dua pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan kepada wartawan dalam pengarahan bahwa aktivitas Korea Utara melibatkan sistem persenjataan di ujung spektrum bawah yang tidak dicakup dalam larangan pengujian Dewan Keamanan PBB.
Dua pejabat AS lainnya, yang juga berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada Reuters bahwa Korea Utara telah menembakkan dua rudal jarak pendek, tetapi menolak memberikan rinciannya.
Presiden AS Joe Biden, yang menjabat pada Januari, saat ditanya tentang tes tersebut selama kunjungan ke Ohio, mengatakan kepada wartawan, merujuk pada pemerintah Korea Utara, "Kami telah belajar bahwa tidak banyak yang berubah." Demikian dilansir Reuters, Rabu 24 Maret 2021.
Tes tersebut dilakukan setelah Korea Utara menolak untuk terlibat dalam tawaran diplomatik AS berulang kali di belakang layar oleh pemerintahan baru sejak pertengahan Februari.
Para pejabat senior AS mengatakan pemerintahan Biden berada dalam "tahap akhir" dari peninjauan penuh kebijakan AS terhadap Korea Utara dan akan menjadi tuan rumah bagi penasihat keamanan nasional sekutu Jepang dan Korea Selatan minggu depan untuk membahas hal itu.
Salah satu pejabat mengatakan hanya ada "sangat sedikit dialog atau interaksi" dengan Korea Utara sejak pertemuan puncak yang gagal antara mantan Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi pada Februari 2019 di mana Amerika Serikat berusaha membujuk Pyongyang untuk menanggalkan senjata nuklirnya.
Pentagon menolak mengomentari tes tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh Washington Post. Misi Korea Utara ke Perserikatan Bangsa-Bangsa juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jenny Town, direktur 38 North, situs web yang berbasis di AS yang memantau Korea Utara, mengatakan tindakan Korea Utara tampak "cukup ringan".
Advertisement