Tembakau Paiton VO Tembus Rp62.000 Diprediksi Terus Naik
Panen tembakau saat kemarau panjang sejak awal Agustus lalu di Kabupaten Probolinggo menjadi keuntungan tersendiri bagi petani tembakau. Harga tembakau rajangan tembus Rp62.000 per kilogram (Kg), yang diperkirakan akan terus naik hingga September 2024 mendatang.
“Awal panen harga tembakau petani masih sekitar Rp45.000 per kilogram. Syukurlah sekarang sudah tembus Rp62.000 per kilogram,” kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakkir kepada wartawan, Senin, 12 Agustus 2024.
Dikatakan para petani di sembilan dari 14 kecamatan sentra tembakau di Kabupaten Probolinggo menanam tembakau jenis Paiton Voor Oosgt (Paiton VO). Selain itu petani di empat kecamatan menanam menanam tembakau Jawa atau Menyono, dan satu kecamatan lagi menanam tembakau Kasturi.
Memasuki panen ketiga, awal Agustus ini, kata Mudzakkir, kondisi daun tembakau sempurna dan lebar-lebar. “Dan yang paling penting lebar daun tembakau juga maksimal serta tidak berlubang. Sehingga wajar jika harganya saat ini naik," katanya.
Saat panen pertama, lanjut Mudzkkir, harga tembakau masih rendah sekitar Rp45.000 per Kg karena saat itu kadar nikotinnya relatif rendah. “Namun pada petikan atau panen ketiga dan keempat nanti, harganya diperkirakan naik karena kandungan nikotin semakin banyak. Bahkan diperkirakan harganya tetap naik hingga September nanti," kata petani tembakau asal Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo itu.
Sementara itu Andi Sirajudin, petani tembakau asal Kecamatan Paiton membenarkan, harga tembakau tahun ini lumayan tinggi. “Tetangga yang panen awal kemarin harga tembakaunya Rp55.000 per kilogram. Tembakau saya seluas satu hektare, insya-Allah baru panen September mendatang. Melihat trennya yang terus naik, mudah-mudahan harga tembakau saya semakin tinggi,” katanya.
Petani di tapal batas Probolinggo - Situbondo itu mengaku, sempat kecewa pada dua tahun terakhir. Sebab harga tembaku relatif rendah dan sering dipermainkan tengkulak. Selain itu gudang-gudang pembelian tembakau milik pabrik rokok banyak yang terlambat buka ketika petani sudah panen tembakau.
“Tahun 2022 lalu saya kapok tanam tembakau, akhirnya pada 2023 saya memilih tidak menanam tembakau. Saya beralih menanam cabai rawit yang lebih menguntungkan,” katanya.
Harapan serupa diungkapkan H Taufiq, petani tembakau dari Desa Sumurdalam, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. “Saya berharap harga tembakau semakin tinggi sehingga petani tidak dirugikan,” ujarnya.
Advertisement