Telkomsel Salurkan Simcard Gratis Senilai 71 Miliar di Jatim
PT Telkomsel menyalurkan bantuan berupa simcard gratis dengan kuota 10GB. Setidaknya PT Telkomsel sudah menyiapkan 1,3 juta kartu perdana atau SIM Card untuk para siswa-siswi kurang mampu di Jatim. Jika dinominalkan, 1,3 juta SIM Card itu senilai Rp 71,5 Miliar. Jawa Timur menjadi provinsi pertama yang mendapat paket Kuota Belajar dari Telkomsel itu.
"Ini persembahan dari kami untuk Jatim. Ini sudah sesuai dengan arahan pemerintah pusat bahwa BUMN harus ikut gerak di pandemi. Nama program ini adalah SIM Card Merdeka Belajar Jarak Jauh," kata Direktur Sales dan Marketing PT Telkomsel Ririn Widaryani, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin 24 Agustus 2020.
Saat ini, secara simbolis, Telkomsel sudah menyediakan 40 ribu SIM Card yang bisa langsung dibagi hari ini, untuk siswa-siswi kurang mampu.
Ia menjelaskan, kuota internet yang disiapkan oleh Telkomsel telah dirancang khusus dan hanya dapat digunakan untuk mengakses semua situs dan fitur yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar jarak jauh.
"Paket internet telah disiapkan dengan desain khusus untuk anak-anak sekolah. Serta solusi lain dari kegiatan belajar mengajar. Seperti, fitur ruang kelas dan manajemen sekolahnya juga ada," katanya.
Selain itu, juga bisa untuk mengakses website belajar sudah mencakup semua situs dan platform daring yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Berbagai situs tersebut diantaranya adalah Ilmupedia, Cakap, dan sejumlah platforma e-learning lain dari sejumlah perguruan tinggi.
Kuota internet gratis 10 GB itu juga bisa digunakan mengakses aplikasi video conference seperti Google Meet dan Zoom. Beberapa platform pendidikan lansiran Pemerintah Daerah (Pemda) setempat juga dapat diakses dengan kuota internet tersebut.
Sementara itu, dalam acara yang sama, Gubernru Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku bahagia mendapatkan bantuan berupa SIM Card gratis bagi siswa-siswi SMA, SMK, dan SLB kurang mampu di Jatim.
Terkait dengan penyaluran program dari Telkomsel tersebut, Khofifah mengatakan akan segera ditindaklanjuti oleh Dinas Kominfo dan Dinas Pendidikan. Ia mengatakan bahwa pembagiannya akan mengacu pada data Program Keluarga Harapan (PKH).
"Karena di PKH data itu memuat para siswa yang keluarganya tergolong tidak mampu. Kalau memungkinkan, kami akan sepakat mengakses data penerima PKH. Karena, merekalah yang memang pas dan berhak untuk menerima bantuan serupa," kata Khofifah.
Selain itu, ia menyarankan kepada PT Telkomsel untuk bisa berkoordinasi dengan organisasi Himpunan Bank-bank Negara (Himbara), terkait dengan data penerima bansos, BLT-DD, dan bantuan pemerintah lainnya. Sehingga penyaluran bantuan itu bisa tepat sasaran. "Kami akan bantu untuk menyalurkan. Namun untuk data kami sarankan pakai PKH dan juga yang di Himbara. Dengan data itu kami akan gerak," katanya.
Khofifah berharap, penyaluran program dari Telkomsel tersebut akan tepat sasaran kepada warga yang tidak mampu. Sehingga, tidak hanya siswa yang mampu saja yang akan mendapat kemudahan akses belajar jarak jauh, namun juga semua pelajar di Jatim, tanpa memandang status ekonomi keluarga.
Selain itu, program ini menurut Khofifah juga bermanfaat untuk memangkas kesejangan sosial sejumlah siswa. Utamanya yang tinggal di pedesaan. Karena mereka akan dapat menikmati akses yang sama dengan siswa yang berdomisili di pusat kota. Apalagi, Khofifah menyebut, fiber optic atau jaringan internet di Jatim masih 62 persen.
"Kami merasa sangat terbantu. Banyak siswa di pedesaan yang masih menggantungkan jaringan internet di kantor desa atau lainnya, bahkan ada yang ke tempat lain mencari jaringan wifi gratis. Apalagi program Telkomsel ini sudah menggunakan teknologi 4G. Disparitas ini akan terkurangi," katanya.
Advertisement