Telisik Jejak Pecinan, Peradaban Tionghoa di Kota Kediri
Kediri menjadi salah satu Kota majemuk yang hingga kini masyarakatnya dapat hidup saling berdampingan satu sama lain meski berbeda etnis, golongan mau pun agama.
Kediri juga berhasil mempertahankan kedudukannya menjadi 10 besar Kota Paling Toleran di Indonesia menurut SETARA Institute berdasarkan penilaian Indeks Kota Toleran (IKT) 2023.
Setelah sebelumnya di peringkat 5, kini Kota Kediri ada di peringkat 7 se-Indonesia. Walaupun peringkat Kota Kediri turun, namun perolehan nilainya naik dari 5,850 menjadi 6,073. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Kediri terus berkomitmen dalam menjaga serta menjunjung tinggi toleransi.
Perlu diketahui Keberadaan etnis Tionghoa dulu di Kota Kediri menyimpan sebuah bukti sejarah masuknya peradaban. Menelisik lebih dalam kekayaan sejarah tersebut, Pemerintah Kota Kediri bersama dengan Pelestari Sejarah-Budaya Kadiri (PASAK) melakukan jelajah pecinan yang berlokasi di kawasan Kelurahan Ringinanom dan Pakelan Kota Kediri, Rabu 01 Mei 2024.
Kegiatan ini diawali di rumah eks kapten Tionghoa yang berada di Kelurahan Ringinanom. Nampak jelas arsitektur bangunan kuno yang masih berdiri kokoh meski telah berpuluh-puluh tahun lamanya.
Tak hanya itu, rombongan yang sedikitnya berjumlah 50 orang dengan ketertarikannya akan budaya dan sejarah Indonesia. Rombongan mengunjungi sejumlah tempat lain yang disinyalir sebagai bukti sejarah otentik keberadaan peradaban Tionghoa di Kediri.
"Dalam jelajah pecinan ini kami mengunjungi beberapa tempat bersejarah utamanya yang berkaitan dengan peradaban Tionghoa yang berada di wilayah kelurahan Ringinanom dan juga Pakelan,"ungkap Ketua PASAK Didin Saputro.
Didin menyebutkan, sejumlah tempat yang dikunjungi selain rumah eks kapiten Tionghoa yakni, wayang potehi di kantor Kelurahan Ringin Anom, Koramil Kota Kediri, kampung pecinan Pakelan, GIE KIE yayasan Dana Pangrukti, Kantor Kelurahan Pakelan dan Klenteng Tjoe Hwie Kiong.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Kediri, Zachrie Ahmad mengapresiasi terselenggaranya kegiatan yang unik ini.
"Kami dari Pemerintah Kota Kediri sangat mengapresiasi upaya dari rekan-rekan PASAK yang sudah secara proaktif tiada henti untuk melakukan upaya pelestarian sejarah dan budaya di Kota Kediri," tuturnya.
"Kegiatan jelajah pecinan ini sebagai wujud dan aksi nyata dari masyarakat yang digawangi oleh PASAK untuk menjaga eksistensi dari sejarah peradaban Tionghoa di Kota Kediri. Bagaimanapun hal tersebut menjadi bagian dari identitas kita sebagai bangsa Indonesia yang majemuk dan penuh dengan keberagaman ini,"imbuh dia.
Kedepan pihaknya berharap semakin banyak komunitas masyarakat yang sadar akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.